REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan teknologi keuangan berbasis syariah yaitu ALAMI menyatakan, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dapat mempengaruhi penyaluran pendanaannya. Perlu diketahui, selama ini ALAMI fokus menyalurkan pembiayaan ke berbagai sektor, termasuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
UMKM kemungkinan menjadi salah satu yang paling terdampak dengan kenaikan BBM subsidi. "Maka kita pasti akan me-review sektor-sektor yang terdampak dan yang tidak terdampak," ujar CEO ALAMI Group Dima Djani kepada wartawan di Jakarta, Selasa (6/9/2022).
ALAMI, lanjutnya, juga akan melakukan penyesuaian. Hal itu karena, beberapa sektor yang dibiayai perusahaan di antaranya sektor turunan energi.
"Mungkin dengan harga energi naik, otomatis bisa press on kenaikan BBM dan sebagainya. Jadi kita memang lihat-lihat juga sektornya," tutur dia.
Dima menargetkan, penyaluran pendanaan ALAMI pada tahun ini bisa mencapai tiga sampai empat kali lipat dari pencapaian 2021. Pada tahun lalu, total penyaluran pendanaan perusahaan teknologi keuangan berbasis syariah itu sebesar Rp 1,25 triliun, maka target 2022 sekitar Rp 3,75 triliun sampai 5 triliun.
"Harapannya (target) bisa tiga sampai empat kali lipat dari tahun sebelumnya," katanya. Ia menambahkan, penyaluran pembiayaan perusahaan sudah hampir menembus Rp 2 triliun sepanjang semester satu 2022.
Sementara, total dana yang telah disalurkan sejak ALAMI berdiri pada 2018 hingga 2022 telah mencapai Rp 4 triliun. "Itu akumulasi dari awal berdiri, walau memang akhir-akhir ini naik terus," tuturnya.
Dima menjelaskan, pembiayaan paling banyak disalurkan ke sektor perdagangan barang konsumen yang begerak cepat (Fast Moving Consumer Good/FMCG), kesehatan, perikanan, dan energi. Hanya saja ia tak menyebutkan angka kontribusi masing-masing sektor secara lebih rinci.