Selasa 06 Sep 2022 18:41 WIB

Festival Blangkon Diiharapkan Ikut Dorong Kebangkitkan Pariwisata Solo

Blangkon diambil karena merupakan bagian dari beskap komplet pakaian Jawa.

Perajin memasang kain saat proses pembuatan kerajinan blangkon (ilustrasi).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Perajin memasang kain saat proses pembuatan kerajinan blangkon (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Gelaran Festival Blangkon 2022 diharapkan bisa membangkitkan kembali pariwisata Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan Solo setelah beberapa tahun terdampak pandemi Covid-19.

"Festival ini diharapkan jadi satu tonggak kebangkitan ekonomi dan kebangkitan pariwisata, sekaligus kebangkitan budaya," kata Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Surakarta, Jateng, Gembong Hadi Wibowo, Selasa (6/9/2022).

Baca Juga

Selain itu, festival digelar dengan visi dan misi untuk pelestarian budaya sekaligus edukasi budaya kepada generasi muda.

"Pada Festival Blangkon ini kami akan memberikan edukasi kepada masyarakat, orang Solo kadang nggak tahu kalau blangkon seperti ini khas mana, misalnya kalau Jogja kan mondol besar, Solo mondol tipis, blangkon Mangkunegaran beda lagi modelnya," kata dia.

Ia mengatakan, festival yang merupakan inisiasi dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kota Surakarta tersebut digelar 9-11 September 2022.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Pokdarwis Kota Surakarta Mintorogo mengatakan, terdapat 80 macam blangkon yang akan ditampilkan, di antaranya blangkon gaya Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran.

"Hal yang membuat komunitas kami di Pokdarwis bombong (senang), (kegiatan digelar) berangkat dari pelestarian budaya Jawa, anak muda biar cinta dengan budaya Jawa makanya kami buat blangkon festival," katanya.

Ia mengatakan, edukasi diperlukan karena filosofi dari blangkon ini luar biasa, di antaranya menggambarkan strata sosial dan kebijaksanaan individu.

"Kami sempat buka di Radya Pustaka terkait informasi blangkon ini dan memang masih minim sekali. Padahal ada muatan sejarah yang bisa diangkat, termasuk filosofi sekaligus ikon wisata bagi Kota Solo," katanya.

Ia mengatakan, blangkon diambil karena merupakan bagian dari beskap komplet pakaian Jawa.

"Yang kami angkat yang paling atas, harapannya impian di atas yang bisa dipegang," katanya.

Ia juga berharap festival tersebut dapat memulihkan ekonomi daerah di antaranya dengan pameran, bazaar UMKM, bedah budaya, dan fashion show.

"UMKM di Solo sangat banyak, harapannya ada peningkatan ekonomi, makanya kami kerja sama," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement