Selasa 06 Sep 2022 19:03 WIB

Puan Dulu Nangis karena BBM, PDIP: Kondisinya Sekarang Beda

Politikus PDIP sebut Saudi tidak mau menambah ekspor minyaknya.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua DPR Puan Maharani menyampaikan pidato laporan kinerja DPR tahun sidang 2021-2022 saat rapat paripurna (khusus) DPR masa persidangan I tahun 2022-2023 di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/9/2022). Rapat paripurna tersebut dalam rangka HUT DPR RI Ke-77 dan penyampaian laporan kinerja DPR tahun sidang 2021-2022 oleh Ketua DPR.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Ketua DPR Puan Maharani menyampaikan pidato laporan kinerja DPR tahun sidang 2021-2022 saat rapat paripurna (khusus) DPR masa persidangan I tahun 2022-2023 di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/9/2022). Rapat paripurna tersebut dalam rangka HUT DPR RI Ke-77 dan penyampaian laporan kinerja DPR tahun sidang 2021-2022 oleh Ketua DPR.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Said Abdullah menanggapi sindiran demonstran yang menyebut Ketua DPR Puan Maharani kini tak menangis karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Padahal, dulu puan pernah menangis.

Menurutnya, kondisi kenaikan harga BBM pada 2013 dan saat ini berbeda. Pasalnya, kondisi geopolitik dunia dan pandemi Covid-19 saat ini lebih kompleks dan menyebabkan banyak sektor terdampak akibat hal tersebut.

Baca Juga

"Kondisinya kan berbeda, kondisi hari ini dunia, kita sadar tidak sih kalau ini persoalan geopolitik. Arab Saudi lagi menikmati, para eksportir minyak lagi menikmati profit, dia tidak mau nambah alokasi ke pasar, tidak nyiram pasar, ya naik teruslah," ujar Said.

"Sehingga jangan kemudian 10 tahun lalu disamakan dengan kondisi sekarang sama sekali berbeda sama sekali berbeda," sambung Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR itu.

Dirangkum dari dokumentasi pemberitaan Republika, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pernah menangis saat memberikan sambutan di Rakernas PDIP di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 27 Mei 2008. Saat itu, Megawati mengaku teriris hatinya melihat kemiskinan di Indonesia, yang salah satunya disebabkan karena naiknya harga BBM.

Tidak hanya Megawati, pada medio 2013, Fraksi PDIP di DPR yang dipimpin Puan Maharani juga pernah menangis dalam Sidang Paripurna DPR, ketika memprotes kenaikan harga BBM. Tidak hanya Puan, sejumlah politisi PDIP di DPR RI saat itu juga terlihat ikut menangis.

Tangisan elite PDIP itu kemudian disusul aksi long march kader PDIP dari Tugu Proklamasi menuju Bundaran Hotel Indonesia hingga Istana Negara pada 19 Juni 2013. Ribka Tjiptaning yang terkenal vokal di DPR saat itu menegaskan, demo tersebut adalah bentuk konsistensi PDIP menolak kenaikan harga BBM.

Sebagai partai dengan cap partainya wong cilik, sikap kontras elite PDIP saat ini dibandingkan saat mereka menjadi oposisi pemerintah kerap menjadi bahan polemik di warganet di media sosial. 'Kenangan lama' elite PDIP menangis bersama pun akan selalu diungkit di saat pemerintahan era Jokowi menaikkan harga BBM.

Saat ini, Ketua DPR Puan Maharani mengatakan, pihaknya berkomitmen dalam menjalankan tugas konstitusinya sebaik mungkin. Termasuk dalam mendengarkan aspirasi masyarakat yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Tentu saja kami akan mendengar, menyampaikan aspirasi tersebut kepada pemerintah dan kami meminta bahwa pemerintah memang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan penyesuaian harga BBM ini," ujar Puan di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (6/9).

Nawir Arsyad Akbar

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement