Rabu 07 Sep 2022 00:58 WIB

Ridwan Kamil Ajak Komisi Informasi se-Indonesia Berinovasi

Pemprov Jabar menawarkan diri mereformasi daerah terkait keterbukaan informasi

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengajak Komisi Informasi se-Indonesia berinovasi untuk demokrasi Pancasila yang dianut masyarakat Indonesia.
Foto: istimewa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengajak Komisi Informasi se-Indonesia berinovasi untuk demokrasi Pancasila yang dianut masyarakat Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengajak Komisi Informasi se-Indonesia berinovasi untuk demokrasi Pancasila yang dianut masyarakat Indonesia.  Ridwan Kamil mengatakan, apabila hal itu bisa terealisasi, maka kebermanfaatan dari sebuah demokrasi akan terasa ke seluruh penjuru daerah. Sehingga, masyarakat hidup dalam suasana adil makmur. 

Dalam Rakernis ke-11 yang digelar 5-7 September 2022, Jawa Barat terpilih sebagai tuan rumah. Pertemuan yang menghadirkan Komisi Informasi se-Indonesia membahas agenda strategi menghadapi tantangan zaman. 

Baca Juga

"Menghadapi banyak tantangan zaman kita perlu berbenah untuk menjadi negara demokrasi yang sesuai aspirasi rakyat menuju adil dan makmur," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, usai memberikan keynote speech dalam Rapat Kerja Teknis ke-11 Komisi Informasi se-Indonesia Tahun 2022 dengan tema 'Akselerasi Sinergi dan Gerakan Keterbukaan Informasi Publik Merespons Tantangan Zaman' di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin malam (5/9). 

Melalui Rakernis, Emil berharap, bisa melahirkan ekosistem keterbukaan informasi yang seirama dengan aturan demokrasi Pancasila di Indonesia. "Nah, kami berharap agar keterbukaan informasi ini menjadi sebuah ekosistem di dalam demokrasi yang kita pilih. Kalau ada masalah selesaikan oleh mekanismenya. Kalau masih ada institusi negara belum terbuka, kalau di Jawa Barat sudah kita dorong semuanya. Mudah-mudahan Jawa Barat menjadi inspirasi," papar Emil. 

Emil pun tengah menyiapkan ekosistem tersebut tidak hanya berlaku di Jawa Barat. Oleh karena itu, Jabar menawarkan diri ke Komisi Informasi Pusat untuk mereformasi seluruh daerah di Indonesia tentang keterbukaan informasi. 

"Saya menawarkan ke KI Pusat, kalau Jawa Barat keliling memberikan bantuan dukungan mereformasi, kita siap. Semangatnya adalah kurangi kompetisi perbanyak kolaborasi karena sama-sama NKRI," katanya.

"Kalau ada hal-hal yang kurang informatif, yuk kita perbaiki sama-sama. Jabar konsepnya pentaheliks (ABCGM) bersatu padu memperbaiki tataran Jawa Barat ini," imbuh Emil. 

Sementara menurut Ketua KI Pusat Donny Yoesgiantoro, Jabar layak meraih nomor satu keterbukaan informasi publik. Menurutnya, hal itu tercermin dari transparan dan akuntabilitas semua institusi yang ada. 

"Di Jawa Barat ini memang betul-betul Pak Gubernur dan masyarakat terbaik menyabet indikator keterbukaan informasi publik," katanya. 

Untuk itu, Donny berharap semua daerah bisa meneladani kisah sukses Jabar tentang keterbukaan informasi publik. Dengan Rakernis KI, Donny meminta semua yang hadir untuk bersinergi dan berkolaborasi. 

"Kami ingin akuntabilitas publik, keterbukaan informasi publik jadi lokomotif. Apalagi kita sekarang masih dalam pandemi Covid-19. Sinergi dan kolaborasi kuncinya di situ, kumpul semua ketua dan wakil ketua, tidak ada kompetisi yang ada kolaborasi dan sinergi," paparnya. 

Sementara Ketua Komisi Informasi Jawa Barat Ijang Faisal, Rakernis KI merupakan wadah afirmasi dari beberapa pihak. "Kami menilai amanah kegiatan ini sebagai afirmasi dari berbagai pihak," kata Ijang. 

Rakernis yang dilangsungkan di Kota Bandung, menurut Ijang, diharapkan sebagai ajang transfer ilmu. Dengan tujuan menciptakan good government yang manfaatnya terasa oleh masyarakat. 

"Mari kita bersama jadikan Rakernis ini sebagai transfer pengetahuan yang saling melengkapi untuk membuat good government yang dirasakan masyarakat," katanya. 

"Mari kita terus berkoordinasi bekerja sama antara KI Pusat dan provinsi agar kesejahteraan ekonomi kita hadirkan. Sehingga membuka ruang ekonomi masif dan berkelanjutan," imbuh Ijang.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement