REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Utut Adianto mengatakan partainya memiliki sejarah panjang untuk menjaga tatanan koalisi yang sudah tertata. Termasuk jika PDIP bergabung dengan koalisi Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang dijaminnya tak akan mengganggu keduanya.
"PDI Perjuangan punya sejarah panjanglah kalau untuk menjaga keadilan kalau sudah tertata baik, kita tidak akan melakukan atau bahasanya ngaco, yang ada kita angkat bersama," ujar Utut di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (6/9/2022).
Jaminannya tersebut dibuktikannya lewat pembagian alat kelengkapan dewan (AKD) di DPR. PDIP sebagai partai pemenang Pemilu 2019 membagi jatah ke setiap partai seadil mungkin.
"Kan kemarin di AKD, alat kelengkapan dewan kemarin, coba pelajari teman-teman kita tetap berbagi ke semua fraksi, baik pemerintah, nonpemerintah semua dapat jabatan. Kita tidak menihilkan orang," ujar Utut yang merupakan Ketua Fraksi PDIP DPR.
Kendati demikian, ia belum bisa menjawab lebih lanjut terkait pembagian jatah dalam koalisi Partai Gerindra dan PKB. Pasalnya, PDIP belum memiliki kesepakatan apa pun terkait Pemilu 2024.
"Jadi ini kan belum dalam posisi dengan siapa-siapa, kita bersafari dahulu, nanti lapor ke Ibu (Megawati), diancer-ancer (selesai safari politik) akhir Oktober," ujar Utut.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Desmond J Mahesa mengaku peluang Ketua DPP PDIP Puan Maharani dipasangkan dengan Prabowo Subianto untuk Pilpres masih terbuka. Dengan satu syarat, Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar mengalah dan mengizinkan hal tersebut.
"Kalau Muhaimin tidak mengalah, ya tidak ada lowongannya bagi Puan. Tidak ada ruang Puan, kecuali Cak Imin mengalah," ujar Desmond di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (5/9/2022).
Partai Gerindra dan PKB, jelas Desmond, sudah menjalin kerja sama politik yang diteken lewat piagam deklarasi. Partainya disebut tak akan meninggalkan orang-orang yang telah resmi menjalin koalisi untuk Pilpres 2024.
"Jangan sampai kita meninggalkan orang. Muhaimin harus diberesin, mau tidak Muhaimin mengalah, kita jangan, mau partai nyakitin orang? Kalau saya prinsip partai Gerindra itu bukan partai yang suka ninggal orang," ujar Desmond.