REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Sekurangnya dua warga meninggal dunia dan 10 lainnya hilang setelah topan terkuat Hinnamnor melanda wilayah selatan Korea Selatan (Korsel). Baru beberapa pekan lalu ibu kota Korsel, Seoul dilanda banjir bandang yang menewaskan 14 orang.
Marka Besar Penanggulangan Keselamatan Korsel pada Selasa (6/9/2022) mencatat seorang wanita berusia 75 tahun tewas di kota pesisir tenggara Pohang. Wanita tersebut tersapu oleh air deras di jalan pada pukul 7.57 saat mengungsi bersama suami dan putrinya, dan ditemukan tewas di daerah itu satu jam kemudian.
"Wanita lain berusia 80-an ditemukan terkubur dalam lumpur di sebuah rumah yang runtuh di Gyeongju sekitar pukul 11 .00 waktu Korea," kata Markas Besar Penanggulangan Keselamatan Korsel seperti dilansir laman Yonhap, Selasa.
Di Ulsan, seorang pria berusia 25 tahun hilang setelah jatuh ke sungai sekitar pukul 13.00. Sementara orang lain masih belum ditemukan setelah hanyut oleh air deras di Pohang. Seorang lainnya dilaporkan tertimpa papan nama yang jatuh dan terluka.
Korea Meteorological Administration (KMA) mencatat topan super Hinnamnor bergerak menjauh dari Korsel pada Selasa pagi sekitar 2,5 jam setelah mendarat di pantai selatan. Hinnamnor diperkirakan bergerak ke atas untuk mencapai perairan 100 km timur laut Pulau Ulleung pada siang hari dan 560 km utara-timur laut pulau pada pukul 18.00 untuk melanjutkan lebih jauh ke timur laut menuju Sapporo Jepang pada tengah malam.
Angin Hinnamnor telah melemah menjadi 115 kilometer (71 mil) per jam dan topan itu diperkirakan akan diturunkan menjadi siklon tropis pada malam hari saat bergerak ke timur laut antara Rusia dan pulau Hokkaido di Jepang utara. Topan Hinnamnor menyerempet pulau resor Jeju dan menghantam daratan dekat kota pelabuhan Busan sebelum bertiup ke perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang.
Sementara itu Presiden Yoon Suk-yeol mengimbau seluruh warga untuk tetap waspada sampai topan benar-benar berlalu. Topan juga menghancurkan jalan dan meruntuhkan saluran listrik yang menyebabkan puluhan ribu rumah tanpa listrik.
Kementerian Keamanan mengatakan sekitar 500 di antara 3.400 orang yang terpaksa mengungsi kembali ke rumah pada Selasa sore. Hampir 80 rumah dan bangunan terendam atau hancur, dan ratusan jalan, jembatan dan fasilitas rusak.
Lebih dari 600 sekolah ditutup atau diubah menjadi kelas online. Para pekerja telah berhasil memulihkan listrik ke 30.006 dari 66.341 rumah tangga yang padam hingga Selasa sore.
Sementara itu di Korea Utara (Korut), media pemerintah melaporkan upaya habis-habisan untuk meminimalkan kerusakan akibat banjir dan tanah longsor. Kantor Berita Pusat Korea melaporkan pemimpin Kim Jong-un selama pertemuan pemerintah telah mengeluarkan tugas terperinci yang tidak ditentukan untuk meningkatkan kapasitas tanggap bencana negara itu tetapi tidak merinci rencananya. Korut mengalami kerusakan serius akibat hujan lebat dan banjir pada 2020 yang menghancurkan bangunan, jalan dan tanaman, mengejutkan ekonomi negara yang sudah lumpuh.