REPUBLIKA.CO.ID, AUSTIN -- Gilbert Mata bangun dengan semangat baru pada Selasa (6/9/2022) pagi untuk menjalani hari pertamanya pergi ke sekolah. Mata adalah salah satu korban yang terluka dalam serangan penembakan brutal di sebuah sekolah dasar di Uvalde sekitar tiga bulan lalu.
Kaki Mata terkena tembakan peluru dan harus menerima perawatan secara intesif. Kini anak berusia 10 tahun itu telah sembuh dari luka fisiknya, tetapi bau terbakar masih mengingatkannya pada serangan penembakan itu. Banyaknya petugas polisi yang berjaga di sekitar sekolah mengingatkan Mata terhadap insiden mengerikan yang terjadi pada Mei lalu. Penembakan tersebut telah menewaskan 19 teman sekelas Mata dan dua gurunya.
Mata sudah siap untuk kembali ke sekolah. Namun dia tidak akan pergi ke Uvalde Elementary School. Orang tua Mata memutuskan untuk memindahkannya ke sekolah lain yaitu di Flores Elementary School.
Ibunda Mata, Corina Comacho, sangat sulit melepaskan anaknya kembali ke sekolah. Insiden penembakan mengerikan itu masih membayangi Comacho. Kali ini, Comacho membekali Mata dengan smartphone agar dia dapat mengetahui kondisi anaknya di sekolah.
“Ada waktu tertentu dia bisa mengeluarkan teleponnya dan mengirim pesan bahwa dia baik-baik saja,” kata Comacho setelah mengantar Mata ke sekolah barunya di Flores Elementary School.
Pada Selasa pagi tahun ajaran baru di sebuah kota kecil di Texas Selatan telah dimulai. Para orang tua memeluk anak-anak mereka dengan erat sebelum memasuki gedung sekolah. Sementara
mobil patroli diparkir di setiap sudut jalan. Para ibu menyeka air mata mereka sambil menjauh dari tepi jalan di garis batas drop-off.
Di luar sekolah, para guru memakai kemeja berwarna pirus yang senada dengan tulisan “Bersama Kita Bangkit & Bersama Kita Lebih Baik”. Mereka membimbing siswa melewati pagar setinggi 2,4 meter yang baru dipasang. Seorang polisi negara bagian berjaga di luar pintu masuk depan.
“Selamat pagi, anak-anak. Kalian siap untuk memiliki tahun ajaran yang lebih baik?" ujar salah satu guru menyapa para murid yang sudah berdatangan.
Robb Elementary School, yang menjadi lokasi penembakan brutal pada 24 Mei, ditutup secara permanen dan pada akhirnya akan dihancurkan. Tugu peringatan besar berisi boneka binatang, foto korban, dan salib tetap berada di luar sekolah yang menjadi lokasi salah satu penembakan massal paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat (AS).
Pengamanan di luar sekolah-sekolah lain di Uvalde telah diperketat. Kamera keamanan masih dalam proses pemasangan. Sementara pagar logam baru mengelilingi gedung sekolah Flores Elementary. Sebagian besar siswa Robb Elementary School mendaftar di Flores Elementary School pada tahun ajaran baru ini.
Penembakan di Robb Elementary berlangsung lebih dari 70 menit, sebelum polisi akhirnya menghadapi pria bersenjata itu dan membunuhnya. Lambatnya respon polisi atas penembakan itu membuat para orang tua murid marah, dan menyebabkan laporan memberatkan oleh anggota parlemen negara bagian. Sejak penembakan tersebut, banyak polisi berpatroli di sekitar sekolah. Tetapi ketidakpercayaan masyarakat di Uvalde terhadap polisi mulai merajalela.
“Ada celah besar di sini. Siapa pun bisa lewat,” kata seorang orang tua murid, Celeste Ibarra, sambil menunjuk pembatas baru di sekitar sekolah.
Anak perempuan Ibarra, Aubriella Melchor yang berusia 9 tahun merupakan siswa Robb Elementary. Melchor mengalami trauma atas penembakan itu. Ibarra membutuhkan waktu lama untuk membujuk Melchor kembali ke sekolah. Bahkan Melchor tidak antusias dengan peralatan sekolah baru yang dibelikan oleh Ibarra.
“(Saat sarapan) dia (Melchor) hanya memainkan serealnya. Saya tahu dia ketakutan," ujar Ibarra.
Distrik Uvalde memulai tahun ajaran baru lebih lambat beberapa minggu dari sekolah lainnya di Texas. Pada Selasa, para siswa dan guru dari distrik lain menyatakan dukungannya kepada sekolah di Uvalde dengan mengenakan kaus warna merah marun. Ibu negara, Jill Biden jug menyatakan dukungan kepada Uvalde.
"Kami semua mendukung Anda," ujar Jill Biden.
Selama musim panas, lebih dari 100 siswa di Uvalde mendaftar untuk pembelajaran virtual. Sebagian lagi pindah ke sekolah swasta. Elsa Avila, seorang guru kelas empat yang tertembak di perut dan selamat, absen pada hari pertama sekolah pada Selasa untuk pertama kalinya dalam 30 tahun.