Rabu 07 Sep 2022 12:20 WIB

PBB Butuh Dana 1 Miliar Dolar AS untuk Cegah Kelaparan di Somalia

Dana 1 miliar dolar AS untuk cegah kelaparan Somalia dalam beberapa bulan mendatang

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Seorang bayi dengan gizi buruk menerima perawatan di pusat stabilisasi yang didukung UNICEF di Rumah Sakit Gode di Zona Shabelle, wilayah Somalia, Ethiopia, Selasa, 12 April 2022. Kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) Martin Griffiths mengatakan hampir 2 juta anak-anak terancam kelaparan sampai meninggal dunia.
Foto: Zerihun Sewunet/UNICEF via AP
Seorang bayi dengan gizi buruk menerima perawatan di pusat stabilisasi yang didukung UNICEF di Rumah Sakit Gode di Zona Shabelle, wilayah Somalia, Ethiopia, Selasa, 12 April 2022. Kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) Martin Griffiths mengatakan hampir 2 juta anak-anak terancam kelaparan sampai meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Koordinator kemanusiaan PBB, Martin Griffiths memperkirakan anggaran yang dibutuhkan untuk mencegah kelaparan di Somalia mencapai 1 miliar dolar AS. Dana ini dibutuhkan untuk mencegah kelaparan  dalam beberapa bulan mendatang dan awal tahun depan.

Griffiths mengatakan, laporan terbaru dari panel ahli independen yang berwenang mengatakan akan ada kelaparan di Somalia antara Oktober dan Desember. Jaringan Sistem Peringatan Dini Kelaparan, yang dibuat oleh USAID, mengatakan, kelaparan diproyeksikan akan muncul akhir tahun ini di tiga wilayah tenggara Teluk Somalia, termasuk Baidoa.

 

Menurut analisis Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu atau IPC,  7,1 juta orang di seluruh Somalia membutuhkan bantuan mendesak untuk mengobati dan mencegah kekurangan gizi akut. Termasuk mengurangi jumlah kematian terkait kelaparan yang sedang berlangsung.

Wilayah Tanduk Afrika telah mengalami empat musim hujan yang gagal berturut-turut untuk pertama kalinya dalam lebih dari setengah abad. Fenomena ini membahayakan sekitar 20 juta orang di salah satu wilayah paling miskin dan bergejolak di dunia.

Griffiths mengatakan, ahli meteorologi telah memperkirakan kemungkinan musim hujan kelima yang gagal dari Oktober hingga Desember. Para ahli memperkirakan kegagalan musim hujan keenam dari Januari hingga Maret tahun depan.

 “Ini belum pernah terjadi sebelumnya di Somalia. Kami telah berupaya untuk mendapatkan dukungan internasional dalam hal perhatian, prospek, dan kekhawatiran bencana kelaparan di Tanduk Afrika, Somalia mungkin pertama, kemudian Ethiopia dan Kenya mungkin menyusul di belakang,” kata Griffiths.

Griffiths mengatakan, Program Pangan Dunia PBB belum lama ini memberikan bantuan kepada 5,3 juta orang Somalia. Dia mengatakan, 98 persen bantuan diberikan melalui distribusi uang tunai.

Namun ribuan orang tidak mendapatkan bantuan dan keluarga yang kelaparan di Somalia telah berupaya untuk bertahan hidup. Banyak orang Somalia memelihara ternak, yang merupakan kunci kelangsungan hidup mereka. Tetapi tiga juta hewan telah mati atau disembelih karena kurangnya curah hujan.

“Kekeringan yang berkelanjutan, kegagalan musim hujan yang berkelanjutan, berarti cara hidup satu generasi terancam,” kata Griffiths.

Griffiths mengatakan, masyarakat internasional perlu membantu Somalia untuk menemukan cara hidup alternatif dan mencari nafkah. Upaya ini membutuhkan dana pembangunan dan pendanaan untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement