REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran menceritakan bahwa Allah SWT telah memberikan harta yang melimpah kepada Karun. Namun, Karun menjadi lupa diri, ia menjadi sombong dan suka membanggakan diri. Sementara Allah SWT tidak menyukai orang sombong dan membanggakan dirinya. Hal ini dijelaskan dalam Surat Al-Qasas Ayat 76 dan tafsirnya.
۞ اِنَّ قَارُوْنَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوْسٰى فَبَغٰى عَلَيْهِمْ ۖوَاٰتَيْنٰهُ مِنَ الْكُنُوْزِ مَآ اِنَّ مَفَاتِحَهٗ لَتَنُوْۤاُ بِالْعُصْبَةِ اُولِى الْقُوَّةِ اِذْ قَالَ لَهٗ قَوْمُهٗ لَا تَفْرَحْ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِيْنَ
Sesungguhnya Qarun termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku aniaya terhadap mereka. Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, "Janganlah engkau terlalu bangga. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri." (QS Al-Qasas: 76)
Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, ayat ini menerangkan bahwa Karun termasuk kaum Nabi Musa, dan masih terhitung salah seorang pamannya. Karun juga mempunyai nama lain, yaitu al-Munawar (bercahaya) karena wajahnya yang tampan.
Karun paling banyak membaca kitab Taurat di antara teman-temannya dari Bani Israil, hanya saja dia munafik seperti halnya Samiri. Ia berlaku aniaya dan sombong terhadap sesama Bani Israil.
"Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Teliti terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, lagi Maha Melihat." (Asy-Syura: 27)
Kekayaan melimpah ruah dan perbendaharaan harta yang banyak yang diberikan Allah kepada Karun, sehingga kunci-kunci tidak sanggup dipikul oleh sejumlah orang-orang yang kuat karena beratnya, menyebabkan ia sangat bangga, berlaku aniaya, dan sombong terhadap sesamanya serta memandang remeh dan hina mereka.
Ibnu ‘Abbas mengatakan bahwa kunci-kunci perbendaharaan harta Karun dapat dibawa oleh empat puluh laki-laki yang kuat. Sekalipun ia diperingatkan oleh kaumnya agar jangan terlalu membanggakan hartanya yang berlimpah-limpah dan kekayaan yang bertumpuk-tumpuk itu, karena Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri, tetapi ia tidak menggubrisnya sama sekali. Ia tetap bangga dan menyombongkan diri.
Peringatan dan larangan terlalu gembira dan bangga atas pemberian Allah itu ditegaskan juga dalam ayat lain.
"Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan jangan pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri." (QS Al-Hadid: 23)
"Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri." (QS An-Nisa': 36)