REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Para pemimpin agama-agama terkemuka dari seluruh dunia akan berkumpul di Indonesia pada 2-3 November 2022 untuk melaksanakan "Konferensi Spiritual" yang secara resmi dinamakan Forum Agama G20. Forum G20 yang disebut Religion 20 (R20) diinisiasi oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan didukung penuh oleh pemerintah Indonesia.
Ketua Umum PBNU sekaligus Inisiator Forum R20, KH Yahya Cholil Staquf, mengatakan, tujuan konferensi ini untuk memastikan bahwa agama bisa berperan sebagai solusi masalah global. Agama bukan menjadi bagian dari masalah global.
"Menjadi tuan rumah R20 yang pertama, PBNU telah menggandeng Liga Muslim Dunia (Rabithah al-'Alam al-Islami), organisasi yang berkantor pusat di Makkah, Arab Saudi sebagai penyelenggara bersama (Co-Host)," kata Gus Yahya saat konferensi pers R2 di Jakarta, Rabu (7/9/2022).
Untuk diketahui, R20 yang pertama akan dilaksanakan di Nusa Dua Bali pada 2-3 November 2022. Presiden Indonesia Joko Widodo dijadwalkan berpidato dalam acara pembukaan R20 pada 2 November 2022. Pembicara lain yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam R20 di antaranya KH A Mustofa Bisri yang pernah menjabat sebagai Rais Aam PBNU tahun 2014-2015, Uskup Thomas Schirrmacher sebagai Sekretaris Jenderal Aliansi Injil Dunia, dan Profesor Mary Ann Glendon sebagai Guru Besar Emeritus Ilmu Hukum di Harvard Law School dan mantan duta besar AS untuk Takhta Suci Vatikan.
Gus Yahya mengatakan, lebih dari 200 pemimpin agama dan politik terkemuka dari Indonesia dan seluruh dunia juga telah mengkonfirmasi kehadiran mereka.
Mengenai tema dan isu utama yang akan dikaji pada R20, Gus Yahya menyampaikan, meliputi kepedihan sejarah, pengungkapan kebenaran, rekonsiliasi dan pengampunan. Kemudian mengidentifikasi dan merangkul nilai-nilai mulia yang bersumber dari agama serta peradaban besar dunia. Rekontekstualisasi ajaran agama yang usang dan bermasalah. Mengidentifikasi nilai-nilai yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan menjamin koeksistensi damai, dan ekologi spiritual.
Gus Yahya menegaskan, sebagai wahana untuk mempromosikan kerjasama sistematis antara beragama agama, peradaban dan bangsa, R20 di Indonesia menjanjikan dampak global yang langgeng.
"Melalui forum R20 kami berharap dapat memfasilitasi munculnya sebuah gerakan global. Forum agama G20 ini akan mengundang orang-orang dengan niat baik dari setiap agama dan bangsa untuk membawa struktur kekuatan geopolitik dan ekonomi dunia selaras dengan nilai-nilai moral dan spiritual tertinggi demi seluruh umat manusia," ujar Gus Yahya.
Syekh Mohammad bin Abdulkarim Al-Issa sebagai Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia akan menjabat sebagai ketua bersama (Co-Chair) R20. Syekh Al-Issa menyampaikan, bekerjasama dengan Nahdlatul Ulama yang memiliki sekitar 120 juta pengikut, dan berbagi cita-cita yang sama dengan Liga Muslim Dunia, semua ini akan memperkuat misi Liga Muslim Dunia.
"Kemitraan dengan Nahdlatul Ulama ini akan berjalan sebagai platform yang luar biasa untuk dialog yang akan memperkuat dan memperluas misi mulia Liga Muslim Dunia," ujar Syekh Al-Issa dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (7/9/2022).
Untuk diketahui, R20 akan mengumpulkan dan memobilisasi para pemimpin agama dari negara-negara anggota G20 dan beberapa negara lain. The Center for Shared Civilizational Values (CSCV) berfungsi sebagai sekretariat permanen R20. R20 akan diakhiri dengan komunike bersama yang menguraikan langkah selanjutnya dalam pengembangan forum agama G20.
R20 berikutnya direncanakan diselenggarakan di India pada 2023 dan Brazil pada 2024. Dari 2022 hingga 2024, Indonesia, India dan Brazil rumah bagi populasi Muslim, Hindu dan Katolik terbesar di dunia berturut-turut menjabat kepresidenan G20 dan dengan demikian menjadi tuan rumah R20. Penyelenggara R20 saat ini sedang berkoordinasi dengan para pemimpin agama dan masyarakat sipil India untuk meletakkan dasar bagi suksesnya penyelenggaraan R20 di negara tersebut tahun 2023.