Rabu 07 Sep 2022 16:37 WIB

Uhamka Serahkan Bantuan Awal Pengelolaan Air Bersih di Desa Tliu,  Nusa Tenggara Timur

Selama ini warga Desa Tliu harus menempuh jarak 10 km untuk mendapatkan air bersih.

Red: Irwan Kelana
Uhamka menyalurkan bantuan awal sebesar Rp 250 juta untuk  pengelolaan air bersih di Desa Tliu,  Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (7/9/2022).
Foto: Dok Uhamka
Uhamka menyalurkan bantuan awal sebesar Rp 250 juta untuk pengelolaan air bersih di Desa Tliu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (7/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Universitas Muhammadiyah Prof  DR  HAMKA (Uhamka) sebagai Perguruan Tinggi yang terakreditasi Unggul yang dimiliki oleh PP Muhammadiyah terus berupaya mengamalkan  amanah KI H Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah. Antara lain,  turut serta memikirkan serta berkontribusi secara nyata berupa bantuan awal dalam pengelolaan air bersih di Desa Tliu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bantuan itu diserahkan pada Rabu (7/9/2022).

Prof  Gunawan Suryoputro selaku rektor Uhamka bersama Emaridial Ulza (sekretaris Uhamka) dan Dr  Gufron Amrullah (ketua LPPM Uhamka) turut menghadiri secara langsung peluncuran dan peresmian air bersih bagi masyarakat Desa Tliu Nusa Tenggara Timur di Universitas Muhammadiyah Kupang oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof  Dr  H Haedar Nasir. Ia  didampingi oleh Prof  Lincolin Arsyad selaku ketua Majelis Diktilitbang dan  Dr Nurul Yamin selaku ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah.

Dalam acara ini, Uhamka juga menyerahkan bantuan awal pembiayaan dan kebutuhan pengembangan air bersih di Tliu, NTT,  sebesar Rp 250 juta  dan besok, Kamis  (8/9/2022) rektor Uhamka akan langsung mengecek ke  lapangan, terkait  kebutuhan langsung masyarakat Tliu, Kecamatan Amanuban Timur, NTT sesuai arahan dari ketua umum PP Muhammadiyah.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam amanatnya menyampaikan, air adalah sumber kehidupan.  "Tahun 2015 kami memulai gerakan menanam bumi dan melihat masalah utama kekeringan yang melanda. Kami lalu mendatangkan ahli untuk melihat kemungkinan sumber mata air.  Para ahli menyimpulkan:  ini mustahil. Namun Muhammadiyah tidak berhenti dan terus meyakini untuk berbuat. Alhamdulillah pada tahun 2019 salah satu  kelompok petani yang di bentuk oleh MPM PP Muhammadiyah menemukan sumber mata air dan sumber ini setelah diteliti mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sekita,”  ujar Prof  Haedar Nasir dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (7/9/2022).

Maka dari itu, ia menambahkan,  mata air ini harus dijaga dengan cara menyiapkan sumber daya manusia yang baik. Melalui acara ini,  ketua umum PP Muhammadiyah menyampaikan akan mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan  (SMK). “Modal awal akan dibantu Rp 100 juta, dan meminta semua Perguruan Tinggi Muhammadiyah untuk ikut terlibat langsung,”  ujarnya.

Rektor Uhamka ketika ditemui di akhir acara menyampaikan,  “Sesuai amanah ketum PP Muhammadiyah, besok, Kamis (8/9/22) saya dan tim serta MPM PP Muhammadiyah akan berangkat ke Desa Tliu untuk melihat secara langsung apalagi yang harus dikerjakan dan disiapkan.  Insya Allah Uhamka siap membantu pengembangan air bersih dan juga SMK yang akan dibangun oleh PP Muhammadiyah.”

Ia menambahkan, tahap awal nanti Uhamka akan menerjukan mahasiswa KKN ke Desa Tliu, dan juga para ahli untuk pengembangan air bersih yang harus dijaga sebagai sumber kehidupan.

Untuk diketahui,  selama ini  Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terutama di Pulau Timor, memiliki persoalan kekeringan yang menyulitkan masyarakat. Intensitas curah hujan yang relatif kecil serta kondisi alam yang tak memadai, membuat kekeringan di Pulau Timor semakin parah. Masyarakat Desa Tliu,  Kecamatan Amanuban Timur ini jika ingin mandi atau air bersih membutuhkan jarak 10 km dari desa mereka.

“Sekarang dengan ditemukan sumber mata air ini masyarakat tidak perlu menempuh jarak jauh untuk air bersih. Selamat sekarang sumber mata air tidak lagi sudah dekat tapi sudah ditemukan,” ujar rektor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement