REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jasa Raharja (Persero) menyiapkan strategi untuk mendongkrak pertumbuhan pendapatan perusahaan. Direktur Keuangan Jasa Raharja Myland memastikan perusahaan berkomitmen untuk terus melakukan optimalisasi pendapatan seiring meningkatnya aktivitas dan perekonomian masyarakat pascapandemi Covid-19.
"Salah satu upaya yang terus dilakukan adalah optimalisasi sektor pendapatan iuran wajib dan sumbangan wajib," kata Myland dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (7/9/2022).
Terkait hal tersebut, dia memastikan Jasa Raharja gencar memberikan imbauan untuk mendorong kesadaran masyarakat. Khususnya para pemilik kendaraan bermotor untuk mendaftarkan ulang kendaraannya.
Selain itu, lanjut Myland, Jasa Raharja, Kepolisian, dan Kemendagri yang tergabung dalam Tim Pembina Samsat Nasional juga terus mendorong masyarakat untuk taat membayar pajak kendaraan bermotor (PKB). Khususnya melalui implementasi pasal 74 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu Lintas dan Angkutan jalan.
“Ini dilakukan agar kendaraan bermotor dapat beroperasi di jalan dengan aman dan nyaman,” tutur Myland.
Myland mengungkapkan upaya peningkatan pendapatan perusahaan juga dilakukan melalui optimalisasi sistem internal Jasa Raharja. Hal tersebut dilakukan untuk memaksimalkan kegiatan investasi melalui implementasi Liability Driven Investment.
“Itu salah satu upaya kami untuk terus mendorong pertumbuhan perusahaan,” ujar Myland.
Dengan berbagai upaya tersebut, Myland mengatakan Jasa Raharja mampu mencetak kinerja positif. Selama semester I 2022, Jasa Raharja mencatat pendapatan bersih sebesar Rp 2,99 triliun.
“Pendapatan bersih ini tumbuh 2,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” ungkap Myland.
Myland menambahkan, peningkatan pendapatan pada semester I 2022 ditopang oleh adanya kenaikan pendapatan iuran wajib dan sumbangan wajib dengan total sebesar Rp 84 miliar. Angka tersebut tumbuh 4,24 persen serta kenaikan pendapatan investasi sebesar Rp 121 miliar atau tumbuh 32,06 persen.
Dari sisi permodalan, Myland memastikan Jasa Raharja juga mengalami peningkatan 2,43 persen dengan rasio risk based capital (RBC) 735,37 persen. Angka tersebut meningkat 9,29 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 672,84 persen.
Sementara dari sisi ekuitas juga mengalami peningkatan 2,96 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021. "Itu artinya, upaya yang telah kita lakukan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan dan penguatan tingkat kesehatan keuangan perusahaan," ucap Myland.