REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir memastikan stok BBM Subsidi yaitu Solar dan Pertalite dalam kondisi aman. Ia memastikan pemerintah belum melakukan pembatasan penyaluran BBM Subsidi.
"Melalui Command Centre Pertamina terlihat semua, dari mulai produksi, pengolahan di kilang, distribusi hingga penyaluran ke masyarakat. Semua termonitor. Artinya, hari ini kuota aman dan pemerintah tidak memberikan kuota hari ini, dibuka sesuai kebutuhan masyarakat," ujar Erick di Kantor Pusat Pertamina, Rabu (7/9/2022).
Meski kata dia pemerintah belum melakukan pembatasan penyaluran BBM Subsidi, namun ia mengajak masyarakat untuk bisa membantu pemerintah dalam menjaga APBN. Ia mengimbau, BBM subsidi hanya boleh dikonsumsi oleh masyarakat yang tidak mampu.
"Bukan pembatasan. yang tidak mampu wajib disubsidi. yang mampu tidak. Hingga saat ini masih ada masyarakat yang tidak berhak ini mengkonsumsi BBM subsidi," ujar Erick.
Ia menjelaskan saat ini beban subsidi di APBN menyentuh angka Rp 502 triliun. Dimana, sebenarnya angka tersebut jika dialihkan untuk pembangunan maka bisa menyerap tenaga kerja yang lebih banyak dan juga bisa membawa Indonesia lebih maju lagi.
"Investasi dalam lima tahun untuk proyek PSN saja Rp 754 triliun. Artinya apa, jika subsidi energi per tahun ini bisa dialihkan ke proyek strategis nasional maka bisa berjalan untuk pembukaan lapangan pekerjaaan dan masa depan negara kita," ujar Erick.
Sebelumnya, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan ketahanan stok Pertalite dan Solar pada 2 September ini berada di angka yang aman. Pertalite di level 18 hari, Solar di level 20 hari, dan terus diproduksi. Proses produksi mulai dari hilir hingga ketersediaan stok BBM di SPBU juga terus dimonitor melalui Pertamina Integrated Enterprise Data and Center Command (PIEDCC) secara real time.
Dia menjelaskan menjaga stok dan penyaluran Pertalite dan Solar menjadi sangat penting mengingat saat ini konsumsinya sekitar 85 persen dari total konsumsi BBM nasional.