REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- BPBD Cianjur, Jawa Barat, mencatat selama dua hari terakhir lima kecamatan di bagian selatan Cianjur, dilanda bencana alam banjir dan longsor. Dampaknya, total 115 rumah terendam banjir dan puluhan rumah rusak akibat longsor, tidak ada korban jiwa hanya beberapa kepala keluarga mengungsi.
Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Wibowo di Cianjur, Rabu (7/9/2022), mengatakan bencana alam melanda 11 desa di Kecamatan Cibeber, dua desa di Kecamatan Sukanagara, dua desa di Kecamatan Campakamulya, satu desa di Kecamatan Campaka dan satu desa di Kecamatan Bojongpicung.
"Untuk Kecamatan Cibeber terjadi banjir dan longsor, sedangkan di tempat kecamatan lainnya terjadi bencana alam longsor. Total rumah yang rusak akibat longsor 21 rumah dan ratusan rumah terancam," katanya.
Pihaknya menyiagakan seribuan Relawan Tangguh Bencana (Retana) di sejumlah titik yang dilanda bencana alam untuk melakukan pendataan dan pengawasan serta melakukan evakuasi ketika melihat tanda alam akan terjadinya bencana alam susulan karena masih tingginya curah hujan terutama saat malam.
Relawan juga membantu warga yang sudah mulai membersihkan rumahnya dari material lumpur dan batu yang disisakan banjir dan longsor, termasuk menyingkirkan lumpur dan tanah yang menutup pekarangan rumah warga di sejumlah kecamatan yang dilanda longsor dan pergerakan tanah.
"Seribuan relawan yang disiagakan di lima lokasi yang berbeda juga membantu warga untuk membersihkan material sisa banjir dan longsor, serta melakukan pengawasan karena ditakutkan bencana susulan dapat terjadi setiap saat," katanya.
Pihaknya juga mencatat dari bencana alam yang terjadi di lima kecamatan dilaporkan dua ruas jalan desa di Kecamatan Cibeber dan Sukanagara tertutup longsor dan sudah dapat dilalui setelah warga, relawan dan aparat setempat melakukan gotong-royong.
"Saat ini, kami sedang menangani longsor yang menyebabkan pagar sekolah di SMA I Sukanagara yang amblas dan pagar Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Campakamulya. Untuk antisipasi beberapa orang relawan dibantu aparat TNI/Polri di tempatkan di lokasi selama proses belajar mengajar berjalan," katanya.