Rabu 07 Sep 2022 22:26 WIB

Prof Arif Satria Bahas Cara IPB Dorong Generasi Muda Berinovasi Jadi Techno Sociopreneur

Sebanyak 32 persen mahasiswa baru IPB University berminat menjadi entrepreneur.

Red: Irwan Kelana
Rektor IPB University, Prof Arif Satria (kiri) tampil dalam Podcast Change the Game Episode ke-9 bersama Hermawan Kartajaya, Incoming Chair International Council for Small Business (ICSB) dan Kaesang Pangarep yang tayang di kanal Youtube, Jumat (2/9/2022).
Foto: Dok IPB University
Rektor IPB University, Prof Arif Satria (kiri) tampil dalam Podcast Change the Game Episode ke-9 bersama Hermawan Kartajaya, Incoming Chair International Council for Small Business (ICSB) dan Kaesang Pangarep yang tayang di kanal Youtube, Jumat (2/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rektor IPB University, Prof Arif Satria, diundang dalam Podcast Change the Game Episode ke-9 bersama Hermawan Kartajaya, Incoming Chair International Council for Small Business (ICSB) dan Kaesang Pangarep yang tayang di kanal Youtube, Jumat (2/9/2022). Dalam bincang-bincang menarik dan inspiratif ini, Rektor IPB University membocorkan terkait tren bisnis technopreneurship dan sociopreneurship. Ia mengajak para mahasiswa dan generasi muda khususnya, untuk mau berinovasi dan berwirausaha di bidang agro maritim.

Ia mengatakan, pertanian adalah dunia yang sangat luas dan sangat penting sekali untuk disuarakan. Pertanian tidak hanya menyangkut pangan, tapi juga energi, kesehatan dan biomaterial. Berbagai inovasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan berpusat pada pengembangan ilmu pertanian.

“Oleh karena itu pertanian harus diangkat dalam perspektif yang lebih luas untuk fungsi sustainable life  (kehidupan  berkelanjutan),” tuturnya.  Ia melanjutkan, cara IPB University mendorong mahasiswanya berinovasi dan menjadi petani milenial adalah dengan mendukung techno dan sociopreneurship. Visi IPB University menjadi techno sociopreneur university juga turut mendukung perubahan kurikulum demi menunjang visi ini.

“Sejak 2019, IPB University telah merombak kurikulum menjadi kurikulum K-2020 dan ternyata sangat kompatibel dengan kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yakni Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” ujarnya.

Menurutnya, IPB University memulainya dengan membangun mindset yang positif melalui pelatihan 7 Habit. Kemudian didukung dengan talent mapping. Hasilnya, sebesar 32 persen mahasiswa baru IPB University berminat menjadi entrepreneur. IPB University membangun kanal bagi para mahasiswa ini mulai dari semester satu kuliah. Mulai dari fasilitas forum bisnis, startup school, mentoring bisnis, dan inkubator bisnis.

“Insya Allah tahun ini IPB University juga akan menyiapkan Entrepreneurship Center agar mahasiswa bisa duduk bersama dan ngobrol tentang bisnis serta ide,” lanjutnya.  Ia menambahkan, IPB University terus mendorong kreativitas mahasiswa untuk berinovasi menghasilkan berbagai produk yang solutif bagi masyarakat. Fokus memberdayakan mahasiswa dengan memberikan kanal bisnis yang baik.

Menurutnya, mindset bahwa petani merupakan pekerjaan yang tidak keren perlu diubah. Prof Arif mengatakan bahwa generasi milenial melihat bisnis secara realistis. Bisnis yang abadi menurutnya adalah bisnis pangan, namun generasi milenial baru menjajaki bisnis pangan di level trading dan e-commerce saja. Hanya sebagian kecil yang terjun di level hulu atau on farm.

“Sehingga yang menjadi agenda penting adalah mendorong generasi milenial untuk masuk ke bisnis hulu. Rata-rata usia petani sekarang adalah 50 hingga 60, maka bila tidak ada regenerasi dan tidak ada transformasi teknologi saat ini, kita akan gigit jari,” ujarnya.

IPB University juga sudah mencoba untuk mengkonsolidasi petani-petani lingkar kampus. Sehingga sebagian suplai dari supermarket Jabodetabek sebenarnya dari IPB University. Program One Village One CEO (OVOC) juga mengkonsolidasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mendampingi para petani dengan memasukkan teknologi hingga mendorong ekspor.  “Yang kita butuhkan adalah pelaku-pelaku baru dan pelaku-pelaku lama harus juga mengubah mindset-nya untuk meningkatkan produktivitas,” pungkas Prof Arif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement