Kamis 08 Sep 2022 05:19 WIB

Sebanyak 109 Kejadian Bencana Alam di Sukabumi, Sebabkan Kerugian Hingga Rp 7,6 Miliar

Bulan Februari merupakan frekuensi tertinggi bencana yang dilaporkan masyarakat.

Rep: riga nurul iman/ Red: Hiru Muhammad
Pegawai Pemkot Sukabumi dipimpin Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi kerja bakti di lokasi bencana banjir Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Selasa (22/2/2022)
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Pegawai Pemkot Sukabumi dipimpin Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi kerja bakti di lokasi bencana banjir Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Selasa (22/2/2022)

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI--Dalam kurun waktu Januari hingga Agustus 2022 tercatat sebanyak 109 kali kejadian bencana alam terjadi di Kota Sukabumi. Seratusan bencana alam ini menyebabkan kerugian cukup besar yakni sebesar Rp 7,6 miliar.

Data ini bersumber dari sistem informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, selama Januari hingga 31 Agustus 2022. Di mana secara aggregate tercatat sebanyak 109 kali kejadian, yang tersebar di tujuh kecamatan.

Baca Juga

'' Akibat kejadian tersebut ditaksir nilai kerugian mencapai Rp 7.661.395.000,'' ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, Rabu (7/9/2022). Dengan luas area 47,39 hektare dan 844 kepala keluarga (KK) terdampak.

Dalam rentang waktu itu ada enam orang mengungsi dan satu orang korban meninggal dunia serta empat orang luka ringan. Sementara kerusakan akibat bencana alam yakni sebanyak 667 unit bangunan rusak.

Rinciannya kata Zulkarnain, sebanyak 46 unit rumah rusak berat, 165 unit rusak sedang dan 456 unit rusak ringan. Jika dilihat dari sebaran waktu menunjukkan bulan Februari merupakan frekuensi tertinggi bencana yang dilaporkan masyarakat.

Tercatat pada bulan itu terjadi 35 kasus dan terendah pada bulan April 2022 sebanyak 4 kasus. Sementara bencana yang paling banyak adalah tanah longsor dan cuaca ekstrem yaitu 29 kali kejadian dan terendah angin puting beliung dua kali kejadian.

'' Nilai kerugian yang terbesar berasal dari jenis bencana banjir Rp 5.042.220.000 dengan prakiraan luas area terdampak 42.682 hektare,'' ungkap Zulkarnain. Disusul dengan taksiran kerugian tanah longsor Rp 1.031.875.000 dan prakiraan luas area terdampak 2.826 hektare.

Zulkarnain menuturkan, wilayah tertinggi bencana ada di Kecamatan Cikole sebanyak 22 kali kejadian yang berasal dari Kelurahan Subangjaya. Sedangkan terendah di Kecamatan Gunung Puyuh 9 kali kejadian yang kejadian tertinggi berasal dari Kelurahan Sriwidari.

Terhadap hal tersebut ungkap Zulkarnain, BPBD Kota Sukabumi telah melakukan penanggulangan bencana. Mulai dari prabencana, saat dan pasca bencana dalam beragam bentuk.

Misalnya pertama menetapkan Status Siaga Banjir dan Longsor dari 15 November 2021 dan berakhir pada tanggal 30 April 2022 lalu. Kedua menetapkan status darurat banjir dan tanah longsor pada 18 Februari 2022 ketika terjadi banjir jembatan merah Kelurahan Jayaraksa Kecamatan Baros dan sekitarnya serta pembentukan Pos Komando Penanganan Darurat Banjir Longsor.

Berikutnya kata Zulkarnain, optimalisasu Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) bencana kepada masyarakat dari elemen aparat/petugas, mahasiswa, KSR, pelajar serta partai politik. Dalam bentuk sosialisasi dan penyuluhan, pelatihan dengan tercapai sasaran kurang lebih 1.500 orang.

Selain itu sambung Zulkarnain, menggelar Hari Kesiapsiagaan Bencana pada 26 April yang dimeriahkan video pendek simulasi mandiri bencana dan video safety briefing yang diikuti SKPD, kecamatan, puskemas di lingkungan Pemkot Sukabumi dan diikuti perguruan tinggi serta BUMD. Selanjutnya menfasilitasi Sosis GulBencal dan edukasi siap menghadapi bencana baik di komunitas maupun fasilitasi dengan berbagai pihak.

'' BPBD juga menggelar penyebarluasan informasi bencana dan peringatan dini kepada masyarakat,'' imbuh Zulkarnain. Selain itu mengsiagakan personil Satgas dan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana untuk antisipasi laporan aduan yang masuk.

Upaya lainnya kata Zulkarnain, pelatihan dasar penanggulangan bencana bagi warga yang tinggal di kawasan Kelurahan Tangguh Bencana. Fasilitasi pengiriman untuk kegiatan penguatan kapasitas penanggulangan benana dengan pemerintah dan swasta seperti diklat vertical rescue di tempat ketinggian serta bimtek teknologi informasi bencana dan lokakarya kesiapan dan ketahanan bisnis.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement