REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG TENGAH -- Kepolisian Daerah Lampung menggelar sidang kode etik terhadap anggota Kepolisian Resor Lampung Tengah Ajun Inspektur Polisi Dua Rudi Suryanto (RS) yang melakukan penembakan terhadap sesama anggota polisi pada Minggu (4/9).
"Kami akan memeriksa terduga pelanggaran etik oleh oknum Polri," kata Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Lampung Komisaris Besar Polisi M. Syahran kepada wartawan di Mapolres Lampung Tengah, Kamis.
Dalam sidang kode etik tersebut, jelas Syahran, Bidang Propam Polda Lampung menghadirkan sebanyak 28 orang saksi yang akan dimintai keterangan terkait peristiwa penembakan tersebut. "Kami melakukan sidang terbuka, namun terbukanya hanya untuk internal. Ini sesuai dengan aturan yang ada untuk sidang kode etik anggota," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Lampung Komisaris Besar Polisi Zahwani Pandra Arsyad menambahkan pelaksanaan sidang kode etik Aipda RS berlangsung di wilayah hukum Polres Lampung Tengah."Proses pemeriksaan ini dilakukan secara maraton selama empat hari sehingga sekarang tersangka sedang menjalani sidang kode etik," katanya.
Arsyad berharap sidang kode etik ini dapat berjalan lancar dengan saksi-saksi yang dihadirkan untuk dimintai keterangan. "Sekitar 28 orang yang akan dimintai keterangan dalam sidang kode etik terhadap Aipda RS. Mudah-mudahan dalam sidang ini dapat berjalan dengan lancar dan sekarang kita tunggu hasil sidang kode etik yang sedang berlangsung," ujarnya.
Sebelumnya, Zahwani Pandra Arsyad menyebutkan kasus penembakan yang dilakukan oknum anggota Polres Lampung Tengah AipdaRS terhadap Aipda Ahmad Karnain(41) diduga karena dendam pribadi.
"Diduga dendam terhadap korban, pelaku menembaknya karena korban selalu membuka aib atau keburukan tersangka yang merupakan oknum anggota polisi yang bertugas Ka SPKT Polsek Way Pengubuan Polres Lampung Tengah," ungkap Arsyad saat melakukan konferensi pers di Polres Lampung Tengah, Senin (5/9).
Polisi korban penembakan rekannya sendiri itu bertugas sebagai Bhabinkamtibmas. Peristiwa penembakan terjadi pada Minggu (4/9) sekira jam 21.15 WIB di rumah korban. "Korban sempat dibawa oleh istri dan tetangganya ke Rumah Sakit Harapan Bunda, namun sesampainya di sana sudah tidak dapat tertolong," ujarnya.
Arsyad mengatakan berdasarkan hasil penyelidikan serta pendalamandi lingkungan kerja, tempat tinggal dan lingkungan keluarga korban, pihaknya mendapati informasi jika korban mempunyai hubungan yang tidak baik dengan tersangka RS di lingkungan kerjanya.