REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Komite Kebijakan Moneter (MPC) Bank Negara Malaysia (BNM) menaikkan lagi suku bunga overnight sebesar 25 basis poin menjadi 2,50 persen. Dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan di Kuala Lumpur, Kamis (8/9/2022), bank sentral Malaysia itu menyebutkan tarif pagu dan lantai koridor suku bunga overnight masing-masing meningkat menjadi 2,75 persen dan 2,25 persen.
Menurut BNM, ekonomi global terus berkembang meski dengan kecepatan yang lebih lambat, terbebani oleh meningkatnya tekanan biaya, kondisi keuangan global yang lebih ketat, dan langkah-langkah pembatasan yang ketat di China.
Namun, pertumbuhan global terus didukung oleh perbaikan kondisi pasar tenaga kerja, dan pembukaan kembali sebagian besar ekonomi dan perbatasan internasional. Tekanan inflasi tetap tinggi, karena kenaikan harga komoditas dan pasar tenaga kerja yang ketat, meskipun kondisi rantai pasokan global terus mereda.
Akibatnya, menurut BNM, bank sentral diperkirakan akan terus menyesuaikan pengaturan kebijakan moneter mereka, beberapa dengan kecepatan yang lebih cepat, untuk mengurangi tekanan inflasi. Secara khusus, penyesuaian agresif dalam suku bunga Amerika Serikat telah berkontribusi pada kondisi dolar AS yang kuat.
Hal itu mengakibatkan volatilitas yang lebih tinggi di pasar keuangan, mempengaruhi mata uang utama dan pasar berkembang lainnya, termasuk ringgit. Ke depan, menurut BNM, pertumbuhan global diperkirakan akan menghadapi tantangan dari dampak pengetatan kebijakan moneter di sebagian besar ekonomi, dan langkah-langkah manajemen pandemi di China.
Prospek pertumbuhan tunduk pada risiko penurunan, termasuk tekanan biaya yang meningkat, potensi krisis energi di Eropa, dan pengetatan tajam dalam kondisi pasar keuangan.