REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PANDAN -- Acara puncak G20 Development Ministerial Meeting (DMM) pada Kamis (8/9/2022), para delegasi menyepakati memperkuat komitmen kerja sama multilateralisme untuk mempercepat capaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Meski diakui terdapat kemunduran dalam pertumbuhan ekonomi dan pencapaian SDGs, karena tantangan pembangunan yang sedang berlangsung.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Republik Indonesia/Bappenas Suharso Monoarfa menyatakan, dilakukan dua sesi pertemuan DMM dalam menunjukan komitmen yang akan ditunjukan. Para delegasi menekankan kembali komitmen untuk mempercepat pencapaian Target Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs.
Cara yang bisa ditempuh dengan melalui penguatan ketahanan negara-negara berkembang dalam menghadapi krisis di masa depan. "Kita juga mendukung upaya meningkatkan skala skema pembiayaan inovatif yaitu blended finance untuk pencapaian SDGs," ujar Suharso dalam konferensi pers usai sidang tertutup DMM bersama 31 perwakilan delegasi dari berbagai negara dan lembaga internasional.
Dalam sesi itu, para delegasi berkomitmen untuk mengoptimalkan produktivitas, dan meningkatkan daya saing bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar resilien dalam menghadapi guncangan dan tantangan. "Kami berkomitmen untuk memperkuat ketahanan masyarakat dalam menghadapi guncangan, krisis, dan bencana di masa depan melalui implementasi Perlindungan Sosial Adaptif," ujar Suharso.
Untuk menjalankan itu, para delegasi pun berkomitmen melakukanya dengan menerapkan pertumbuhan berkelanjutan. Upaya ini perlu didorong dengan transformasi menuju ekonomi hijau dan ekonomi biru, melalui pembangunan rendah karbon, dan pembangunan berketahanan iklim.
"Kami berkomitmen untuk meningkatkan pembiayaan campuran atau blended finance, bagi negara-negara berkembang, dengan menunjukkan kepemimpinan dalam implementasi konkret yang akan dilaksanakan selanjutnya," kata Suharso.