Kamis 08 Sep 2022 20:07 WIB

BNI Targetkan Penyaluran Kredit Tumbuh 10 persen pada Akhir 2022

BNI menyebut segmen korporasi jadi motor pertumbuhan penyaluran kredit

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menargetkan penyaluran kredit tumbuh tujuh persen sampai 10 persen pada akhir 2022. Adapun target ini didorong segmen korporasi sebagai salah satu motor pertumbuhan kredit perseroan.
Foto: BNI
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menargetkan penyaluran kredit tumbuh tujuh persen sampai 10 persen pada akhir 2022. Adapun target ini didorong segmen korporasi sebagai salah satu motor pertumbuhan kredit perseroan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menargetkan penyaluran kredit tumbuh tujuh persen sampai 10 persen pada akhir 2022. Adapun target ini didorong segmen korporasi sebagai salah satu motor pertumbuhan kredit perseroan.

Direktur Corporate and International Banking BNI Silvano Rumantir mengatakan saat ini segmen korporasi tumbuh semakin adaptif menjadi katalis pemulihan ekonomi. Adapun target utama perseroan yakni nasabah-nasabah unggulan masing-masing sektor, beserta dengan rantai nilai mitra bisnisnya.

“Fokus BNI dapat ekspansi kepada nasabah blue chip dilakukan sejalan dengan kebijakan strategis yang sudah ditetapkan dalam rencana bisnis bank (RBB) dengan kebijakan manajemen risiko yang berhati-hati,” ujarnya dalam keterbukaan informasi perseroan, Kamis (8/9/2022).

Menurutnya pertumbuhan bisnis segmen korporasi memberikan efek berganda yang besar terhadap ekonomi dan dalam jangka panjang, serta dapat menghasilkan portofolio bisnis yang berkelanjutan bagi perseroan. Pada semester I 2022, perseroan mencatatkan outstanding atau piutang kredit korporasi sebesar Rp 311,2 triliun atau naik 8,28 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), didorong oleh pertumbuhan segmen korporasi blue chip.

Adapun momentum penyaluran kredit korporasi dalam beberapa kuartal terakhir semakin membaik, penyaluran kredit selama kuartal II 2022 merupakan yang tertinggi pasca pandemi.

“Kami rasa momentum ini masih akan berlanjut semester kedua tahun ini lantaran kami melihat masih banyak peluang yang bisa kami garap segmen korporasi. Pertumbuhan konsumsi domestik yang relatif kuat akan mendorong perusahaan berbagai sektor untuk melakukan ekspansi bisnis," katanya.

Terkait tactical portfolio allocation, Silvano melihat sektor barang konsumen yang bergerak cepat (Fast-Moving Consumer Goods/FMCG), telekomunikasi, dan kesehatan sebagai sektor yang defensif dari sisi risiko, namun memiliki potensi pertumbuhan yang besar.

Kendati begitu, perkembangan ekonomi global yang mulai berimbas ke Indonesia tetap akan diwaspadai, terutama dari sisi volatilitas nilai tukar rupiah dan inflasi impor yang mulai terlihat produk bahan bakar minyak (BBM).

Selain itu, dia menilai dengan semakin kompleksnya kebutuhan bisnis nasabah korporasi yang telah go global, perseroan menyadari tidak sekadar menawarkan solusi yang plain vanilla, tetapi solusi yang lebih kompleks dengan kapabilitas investment banking yang terus ditingkatkan.

Terlebih, perseroan telah berhasil merampungkan pendirian operasional BNI Sekuritas di Singapura serta menarik talenta global yang menjadi spesialis di bisnis sindikasi dan investasi di cabang-cabang luar negeri. Adapun solusi komprehensif seperti pembayaran dan pengumpulan, pembiayaan rantai nilai, trade finance, garansi bank, dan remitansi, juga siap diberikan melalui platform digital BNIDirect bagi nasabah korporasi beserta rantai nilainya guna menciptakan economies of scale yang lebih baik.

"Ekspansi kami bisnis internasional merupakan salah satu area yang akan terus kami eksplorasi untuk mengoptimalkan jaringan global yang telah kami miliki untuk membentuk suatu ekosistem di pasar global bagi nasabah korporasi kami beserta rantai nilainya, yang ke depan kami harapkan dapat menghasilkan lebih banyak penerimaan bagi BNI,” ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement