Jumat 09 Sep 2022 00:15 WIB

Menilik Keagungan dan Keindahan Masjid Umayyah

Masjid Umayyah yang megah selesai dibangun pada 715.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Masjid Agung Umayyah
Foto: gohistory.com
Masjid Agung Umayyah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pada 1184 M, musafir Andalusia, ahli geografi sekaligus penyair Abul Husain Muhammad Ibn Ahmad ibn Jubayr mengunjungi Damaskus. Saat memasuki kota, dia berkata, "Jika surga ada di bumi maka Damaskus tanpa keraguan ada di dalamnya. Jika ada di langit, maka ia bersaing dengannya dan berbagi kemuliaan."

Pelancong terkenal itu mencatat perjalanannya dari Arab Saudi, ke Mesir dan wilayah Levant (Syam), juga melewati Sisilia, Italia, dan negara-negara lain. Jubayr menghabiskan satu bulan di Damaskus, menginap di Dar al-Hadits (rumah tradisi keagamaan) di sebelah barat masjid besar Umayyah.

Baca Juga

Lembaga ini sudah tidak ada lagi dan bahkan sebagian besar kejayaan Damaskus yang disaksikan oleh para pengelana itu akan dihancurkan setelah penaklukan Mongol pada 1260, dan pengepungan dan penghancuran brutal kota yang diikuti oleh penaklukannya oleh pemimpin Turco-Mongol Timur pada 1401.

Namun, masjid Umayyah yang megah masih berdiri, mengungkapkan lebih banyak tentang sejarah kota dan penguasanya. Masjid Umayyah yang megah selesai dibangun pada 715 oleh Khalifah Umayyah ke-6, al-Walid. Masjid ini dibangun di atas situs yang telah digunakan terus menerus selama beberapa milenium sebagai rumah ibadah.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement