Jumat 09 Sep 2022 13:18 WIB

Longsor, Tanah Ambles, dan Banjir Lintasan Melanda Bogor

Material tanah longsor ini menutupi sebagian aliran air kali Cibagolo.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas, ditemui usai meninjau beberapa lokasi bencana alam, Senin (8/11).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas, ditemui usai meninjau beberapa lokasi bencana alam, Senin (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pada Kamis (8/9), Kota Bogor dilanda tanah longsor di delapan titik se-Kota Bogor. Salah satu di antaranya terjadi longsor susulan yakni di Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.

“Kejadian ini menyebabkan tanah longsor susulan dengan panjang 13 meter dan tinggi 12 meter berada diwilayah Kampung Kalibata RT 001/RW 003 Kelurahan Bantarjati,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas, Jumat (9/9).

Theo menjelaskan, dampak dari kejadian ini membuat material tanah longsor ini menutupi sebagian aliran air kali Cibagolo sehingga aliran air tersumbat. Serta membuat talud sepanjang 17 meter dan tinggi 1 meter jebol.

“Sehingga air meluap ke permukiman warga yang berada dibawah lokasi kejadian, berada di wilayah Kampung Bantarjati Kaum RT 005/RW 010 Kelurahan Bantarjati,” sebutnya.

Di samping itu, lanjut dia, tembok pembatas dengan panjang 6 meter dan tinggi 3 meter jebol akibat luapan air dari atas aliran air kali Cibagolo. Sehingga aliran air mengalir ke aliran air anak kali Cibagolo.

Selain di Bantarjati, Theo menyebutkan, longsor juga terjadi di Kelurahan Cilendek Barat dan Gunung Batu, Kecamatan Bogor Barat. Kemudian di Kelurahan Baranangsiang dan Sukasari, Kecamatan Bogor Timur. Serta di Kelurahan Tegal Gundil, Cimahpar, dan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara.

Sedangkan tanah ambles, kata dia, terjadi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal dan banjir lintasan teejadi di Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara.

“Kejadian ini menyebabkan banjir lintasan setinggi 20 hingga 30 centimeter. Air banjir lintasan lalu memasuki lahan permukiman warga dan jalan setapak milik warga sekitar serta membuat tembok penahan tanah (TPT) jebol,” imbuhnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement