REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih dibayangi inflasi, terlebih setelah pemerintah menaikkan harga BBM. Meskipun demikian, faktor kenaikan harga komoditas disebut masih berpotensi mengangkat pasar saham.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan IHSG masih berpeluang bergerak positif secara teknikal. Namun, sentimen kenaikan suku bunga bank sentral AS Federal Reserve dinilai akan menekan pergerakan IHSG.
“Secara teknikal, kami memprediksi IHSG akan menguat terbatas dengan support - resistance di level 7.040-7.361, akan tetapi masih berpotensi terkoreksi setelah pengumuman Fed Rate pada pekan ketiga September,” kata Martha dikutip Jumat (9/9/2022).
Sejalan dengan proyeksi tersebut, Martha mengatakan beberapa sektor bisa menjadi pilihan bulan ini seperti perbankan, energi, dan industri. Dari sektor perbankan, Mirae Asset Sekuritas menjagokan saham empat bank besar BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI.
Menurut Martha, saham sektor perbankan akan ditopang sentimen pertumbuhan kredit tahun ini yang diestimasi mencapai 10,2 persen YoY. Likuiditas berlimpah walaupun pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mulai melambat. Selain itu, laba perbankan pada tujuh bulan pertama 2022 di atas konsensus.
Dari sektor energi, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan saham ADRO, ITMG, PTBA, dan INDY. Saham sektor energi utamanya ditopang sentimen kenaikan harga batu bara acuan (HBA) bulan September.
Penghentian aliran gas dari Rusia juga membuat harga batu bara menyentuh level tertinggi. Selain itu, memasuki musim dingin ada potensi lonjakan permintaan batu bara dari China, India, Korea Selatan dan Eropa.
Sementara dari sektor industri, Mirae Asset Sekuritas menjagokan saham ASII dan UNTR. Penjualan mobil ASII sepanjang tujuh bulan pertama 2022 sebesar 308 ribu unit, naik 27 persen YoY dengan market share ASII naik
menjadi 55 persen. Lonjakan harga komoditas juga mendorong permintaan akan alat berat dan jasa kontraktor pertambangan.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyatakan masih optimistis terhadap fundamental makroekonomi Indonesia terutama karena neraca berjalan yang vital untuk menarik minat dana investor asing. Faktor lain yang menjadi perhatian investor adalah inflasi yang stabil.
“Indonesia diuntungkan dari turunnya harga barang (deflasi) terutama dari beberapa bahan makanan (cabai merah, cabai rawit, bawang merah, minyak goreng, daging ayam broiler) sehingga kenaikan BBM dan kenaikan suku bunga acuan diharapkan akan membuat inflasi stabil,” tutup Nafan.