Jumat 09 Sep 2022 15:29 WIB

Moskow: Rusia Pantau Aktivitas Militer di Semenanjung Korea

Rusia menuduh Washington merusak stabilitas di Semenanjung Korea.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Marinir Korea Selatan saat patroli di Pulau Yeonpyeong, Korea Selatan, Selasa (16/6). Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan mereka
Foto: YONHAP
Marinir Korea Selatan saat patroli di Pulau Yeonpyeong, Korea Selatan, Selasa (16/6). Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan mereka "mengawasi dengan seksama" semua aktivitas militer di Semenanjung Korea.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan mereka "mengawasi dengan seksama" semua aktivitas militer di Semenanjung Korea. Hal ini disampaikan setelah pemerintah Korea Utara (Korut) mengesahkan hak menggunakan serangan nuklir sebagai tindak pencegahan.

Pada Jumat (9/9/2022) kantor berita Rusia, RIA melaporkan kementerian luar negeri mengatakan "langkah-langkah terbaru Amerika Serikat" mempersulit upaya menyakinkan Korut bahwa keamanan dapat dipastikan melalui politik tidak peru militer. Rusia menuduh Washington merusak stabilitas di Semenanjung Korea.

Baca Juga

Pada Rabu (7/9/2022) lalu perwakilan nuklir Jepang, Korea Selatan (Korsel) dan AS sepakat memperkuat hubungan keamanan dalam menghadapi potensi "provokasi" Korut dalam bentuk uji coba nuklir. Tahun ini Korut sering menggelar uji coba nuklir.

AS memperingatkan Pyongyang dapat menjual senjata-senjatanya ke Rusia. Pertemuan trilateral di Tokyo bagian dari serangkaian pertemuan dua bulan terakir termasuk pertemuan penasihat keamanan di Hawaii pekan lalu.

"Korut melanjutkan dan bahkan mempercepat kapabilitas rudal dan nuklirnya, dan terdapat lonjakan kemungkinan provokasi lebih lanjut, termasuk uji coba nuklir," kata perwakilan Jepang Takehiro Funakoshi sebelum pertemuan.

"Di saat yang sama, kami masih terbuka untuk menggelar dialog dengan Korut," katanya, ia menambahkan Pyongyang selalu menyambut negosiasi, sentimen yang didukung perwakilan AS Sung Kim dan Korsel Kim Gunn.

Sung Kim yang juga Duta Besar AS untuk Indonesia mengatakan Washington siap untuk setiap kontingensi. "Garis bawah kami tidak berubah, tujuan kami masih menyelesaikan denuklirisasi Semenanjung Korea," katanya. 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement