Jumat 09 Sep 2022 16:15 WIB

Kim Jong-un Isyaratkan Dimulainya Vaksinasi Covid-19 Warga Korut

Vaksinasi Covid-19 warga Korut dimulai pada November.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Seorang perawat mempersiapkan dosis pertama vaksin AstraZeneca COVID-19 di panti jompo di Goyang, Korea Selatan, Jumat, 26 Februari 2021. Pemimpin Korea Utara (Korut)  Kim Jong-un menganjurkan bahwa negaranya dapat memulai vaksinasi Covid-19 pada November mendatang.
Foto: AP Photo / Lee Jin-man
Seorang perawat mempersiapkan dosis pertama vaksin AstraZeneca COVID-19 di panti jompo di Goyang, Korea Selatan, Jumat, 26 Februari 2021. Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menganjurkan bahwa negaranya dapat memulai vaksinasi Covid-19 pada November mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menganjurkan, negaranya dapat memulai vaksinasi Covid-19 pada November mendatang. Ia juga mengimbau seluruh warganya untuk memakai masker guna melindungi diri dari virus.

Dalam pidato di majelis nasional Korut Kamis (8/9/2022) waktu setempat, Kim mengutip peringatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa musim dingin dapat melihat kebangkitan infeksi virus corona.

Baca Juga

"Oleh karena itu, bersama dengan vaksinasi yang bertanggung jawab, kami harus merekomendasikan agar semua warga memakai masker untuk melindungi kesehatan mereka mulai November," katanya tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Korut memang belum mengkonfirmasi pemberian vaksinasi Covid-19, meskipun catatan bea cukai menunjukkan bahwa mereka telah mengimpor beberapa vaksin yang tidak ditentukan dari Cina tahun ini. Bulan lalu, Kim menyatakan kemenangan atas Covid-19 dan memerintahkan pencabutan tindakan anti-epidemi maksimum yang diberlakukan pada Mei.

Namun Kim menegaskan negara yang terisolasi itu harus mempertahankan penghalang anti-epidemi yang kuat. Korut tidak pernah mengkonfirmasi berapa banyak orang yang tertular Covid-19 karena tampaknya tidak memiliki sarana untuk melakukan pengujian secara luas.

Sebaliknya, Korut mencatat pasien demam saja  dengan penghitungan yang meningkat menjadi sekitar 4,77 juta, dari perkiraan populasi sekitar 25 juta. Namun tidak ada kasus baru yang terdaftar sejak 29 Juli, dan mengatakan jumlah kematian terkait demam tersebut mencapai 74. Para ahli, termasuk WHO, meragukan angka-angka itu, dengan alasan kurangnya kapasitas pengujian di Korut.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement