REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratu Elizabeth II wafat pada usia 96 tahun. Dunia kehilangan sosok pemimpin monarki terlama yang tercatat dalam sejarah Inggris, yaitu selama 70 tahun.
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran Bandung, Teuku Rezasyah, mengatakan, Inggris telah kehilangan sosok figur nomor satu bangsa. Selama masa pemerintahannya, Ratu Elizabeth II sudah bekerja sama dengan belasan perdana menteri, sejak tahun 1952.
“Inggris telah kehilangan sosok figur nomor satu. Ratu Elizabeth II adalah ibu bangsa, panutan sejarah, panutan peradaban Inggris di dunia. Dia sudah bekerja sama dengan belasan perdana menteri dan dia bisa memimpin Inggris sehingga para perdana menteri sadar yang dihadapinya adalah sosok ratu yang bukan saja mengelola Inggris melainkan Persemakmuran Bangsa-Bangsa (Commonwealth of Nations),” kata Rezasyah kepada Republika.co.id, Jumat (9/9/2022).
Sang ratu mengelola kepemimpinan tradisional Inggris di lebih dari 50 negara di dunia. Rezasyah menyebut, ratu merupakan pemimpin karismatik untuk sekitar 2,6 miliar penduduk dunia.
Untuk masyarakat kulit putih, karisma ratu sangat terasa, terutama di wilayah Inggris, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan wilayah di Pasifik Selatan yang pernah di bawah dominian Inggris. Bahkan, rakyat di sana biasa hafal lagu kebangsaan Inggris, God Save the Queen.
Meski begitu, reputasi Elizabeth II tidak selalu baik. Sebagian wilayah dunia tidak mengalami kehancuran peradaban oleh penjajahan Inggris, seperti India atau lahirnya Israel akibat kebijakan Inggris.
“Jadi, di satu sisi ada rasa kehilangan, tetapi pada saat yang sama, masyarakat dunia melihat bahwa kepemimpinan beliau pada Inggris ada plus dan minusnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rezasyah mengatakan, pemakaman sang ratu akan dihadiri oleh banyak kepala negara di dunia. Sebab, bagaimanapun, sang ratu telah memerintah selama 70 tahun.
“Beliau mempunya karisma kepemimpinan dunia dari tahun 1950-an sampai sekarang, itu tidak main-main. Jadi, kematian beliau akan menjadi forum pertemuan para kepala negara di dunia yang akan luar biasa,” tambahnya.