Jumat 09 Sep 2022 17:20 WIB

Kalah dari UE di WTO, Indonesia tak Gentar!

Indonesia sedang menghadapi tuntutan dispute settlement di WTO.

Red: Christiyaningsih
Proses pembakaran bijih nikel di PT Antam Tbk (ilustrasi). Indonesia sedang menghadapi tuntutan dispute settlement di WTO.
Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Proses pembakaran bijih nikel di PT Antam Tbk (ilustrasi). Indonesia sedang menghadapi tuntutan dispute settlement di WTO.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia tidak gentar jika kalah dari gugatan Uni Eropa (UE) dan negara-negara lainnya kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) soal penghentian ekspor produk bijih nikel mentah. Ketegasan dan ketidakgentaran Indonesia ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia 2002 di Jakarta, Rabu (7/9/2022).

"Enggak perlu takut, kita ini stop ekspor nikel, kemudian dibawa ke WTO, enggak apa-apa. Dan kelihatannya juga kalah kita di WTO, enggak apa-apa," kata Presiden Jokowi.

Baca Juga

Presiden menegaskan penghentian ekspor nikel menjadi semangat memperbaiki tata kelola tambang di Tanah Air. Ini menjadi momentum menghidupkan hilirisasi industri demi mendorong nilai tambah di dalam negeri.

"Barangnya sudah jadi dulu, industrinya sudah jadi. Enggak apa-apa. Kenapa kita harus takut dibawa ke WTO kalah. Kalah enggak apa-apa. Syukur bisa menang, tapi kalah pun enggak apa-apa. Industrinya sudah jadi dulu, ini memperbaiki tata kelola kok. Dan nilai tambah itu ada di dalam negeri," kata Presiden Jokowi.