REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat bekerja sama dengan MUI Jawa Timur (Jatim) dengan didukung Bank Indonesia menyelenggarakan Multaqa Duat Jatim. Multaqa duat ini dihadiri oleh dai-dai dari ormas Islam se-Jawa Timur dan dai-dai dari Komisi Dakwah dan Ukhuwah MUI Jatim.
Agenda Multaqa itu dihadiri Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Dr M Cholil Nafis, yang juga menjadi narasumber dalam acara tersebut. Kiai Cholil menyampaikan bahwa para aktivis dakwah dalam dakwahnya harus mengedepankan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat.
"Para dai harus mampu menyampaikan ajaran Islam dengan bahasa yang mudah. Bahkan hal yang sulit pun harus dapat dibahasakan dengan gaya bahasa yang mudah," kata dia dalam keterangan pers yang diterima dari Komisi Dakwah MUI, Jumat (9/9).
Menurut Kiai Cholil, dai datang kepada umat bukan untuk manakut-nakuti, apalagi membuat beban masalah kepada masyarakat. Dai hadir justru untuk memberikan kemudahan dan masyarakat merasa terhibur. "Dakwah harus memudahkan tetapi tidak memudah-mudahkan, dakwah menghibur tetapi bukan jadi hiburan yang tanpa makna," kata Kiai Cholil menekankan.
Dia juga menambahkan, prinsip dakwah sebagaimana pernah disampaikan Kiai Miftachul Akhyar, adalah mengajak bukan mengejek. Dakwah itu merangkul bukan memukul, mendidik bukan membidik, membina bukan menghina, dan mencari solusi bukan mencari simpati.
Kiai Cholil juga mengingatkan para dai harus menjadi pemersatu umat di tengah banyaknya perbedaan. Dia menuturkan, Indonesia yang sangat luas dan majemuk membutuhkan dai-dai yang mempersatukan umat dan bangsa, bukan dai yang memecah-belah umat dan bangsa.
Dalam kegiatan ini para dai Jatim dari berbagai ormas berkomitmen dengan melakukan deklarasi untuk dakwah yang mempersatukan dan mencerahkan umat serta menghindarkan umat dari ajaran-ajaran yang membawa kepada ektremisme, radikalisme dan intoleran.
Ada sembilan poin isi deklarasi dai dalam Multaqa Duat Jatim ini. Pertama, siap mendakwahkan Islam ala ahlissunnah wal jamaah. Kedua, siap selalu berdakwah untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat untuk terbentuknya izzul Islam wal muslimin.
Ketiga, siap berdakwah untuk merajut ukhuwah Islamiyah, basyariyah dan wathoniyah. Keempat, siap selalu berdakwah dengan mengedepankan sikap toleransi baik dalam internal umat Islam, dengan pemeluk agama lain dan dengan umaro. Kelima, siap berdakwah untuk membangun kedewasaan umat dalam berpolitik, sehingga politik tidak menjadi sebab perpecahan umat dan perpecahan bangsa.
Keenam, siap berdakwah menolak segala bentuk ekstrimisme, radikalisme dan terorisme baik verbal maupun fisik yang dapat menjadi sumber perpecahan dan konflik di kalangan sesama anak bangsa. Ketujuh, siap berperan aktif dalam memberikan inspirasi, membina, dan memberikan teladan bagi umat.
Kedelapan, siap bersinergi dengan semua lembaga baik negeri maupun swasta demi terciptanya dakwah yang menyejukkan, mengedepankan akhlakul karimah dan uswah hasanah dalam rangka terciptanya keamanan, kenyamanan dan kedamaian serta kesejukan. Kesembilan, berkomitmen berdakwah dengan pedoman dakwah Islam dan siap mendapat arahan dan bimbingan MUI.