Sabtu 10 Sep 2022 05:47 WIB

Ini Beda Versi Pembunuhan Brigadir J, Cerita RR Vs Animasi Polri

RR mengaku hanya melihat Sambo menembak dinding.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Joko Sadewo
Tangkapan layar animasi rekonstruksi pembunuhan Brigadir J.
Foto: Istimewa
Tangkapan layar animasi rekonstruksi pembunuhan Brigadir J.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengacara RR, Erman mengungkapkan, saat menghadap Sambo di lantai tiga rumah Saguling III, RR sudah tahu J, bakal dibunuh. Itu terlihat dari cerita RR, yang diperintah Sambo untuk menembak Brigadir J.

Menurut Erman, berdasar pengakuan kliennya, RR tiba di Duren Tiga, bersama RE, Putri, KM, dan Brigadir J. Mereka satu mobil dari Saguling III, yang jaraknya cuma sekitar 700-an meter.

Baca Juga

Sesaat sebelum penembakan, ada adegan ketika Kuwat memanggil RR, untuk membawa Brigadir J ke dalam rumah. Sambo sudah berada di dalam rumah, tepatnya di ruang tengah.

Saat Brigadir J, menuju ke dalam rumah ada Kuwat yang mengiringi.

“RR, di paling belakang, setelah Kuwat, dan Yoshua di depan,” kata Erman menjelaskan pengakuan RR.

Sebelum masuk rumah, RR sempat membuka sepatu. Kata Erman, ada jeda beberapa saat, sebelum RR masuk ke dalam rumah karena RR membuka sepatu. Setelah RR, masuk ke ruang tengah, sudah terjadi kejadian penembakan.

“Jadi ada jeda, pas dia (RR) masuk ke dalam, dia sudah langsung dihadapkan sama kejadian penembakan Yoshua (J) itu,” ujar Erman.

RR mengaku melihat RE yang menembak J. “Dia lupa berapa kali. Tiga atau berapa kali,” kata Erman.

Saat itu posisi Sambo berada di samping RE. Kuwat, berada di  belakang Sambo. Sedangkan RR, berada paling belakang.

Kata Erman, RR mengaku tak melihat Sambo menembak Brigadir J.  RR menerangkan melihat Sambo menembakkan senjata ke bagian dinding arah tangga, di bagian dinding atas lemari.

Erman mengatakan RR sudah tahu Brigadir J, bakal dibunuh. Itu terlihat dari cerita RR, yang diperintah Sambo untuk menembak Brigadir J.

Perintah menembak J tersebut, pun menurut Erman, disampaikan Sambo dengan emosional. Apalagi, kata Erman, dengan cerita RR, yang menyampaikan, Sambo menanyakan soal kejadian asusila yang diduga dilakukan Brigadir J di Magelang.

Meskipun RR, kata Erman, tak tahu menahu tentang pelecehan tersebut. Namun, dikatakan Erman, kliennya itu sudah mengetahui bakal ada ‘kejadian’ yang bakal dihadapi J. “Saya sempat bertanya ke dia (RR). Saat itu, apa dalam pikiran kamu (RR),” tanya Erman. RR, kata Erman menyampaikan, jika pun emosi Sambo berujung pada maut, eksekusi terhadap Brigadir  J, tak mungkin dilakukan di rumah.

“Dia (RR) itu mengakui dalam dirinya, apa benar si Yoshua (J) ini mau ditembak. Kalau memang kejadian, apa mungkin dilakukan di rumah,” kata Erman.

Bahkan, kata Erman, RR, pun meyakini, Sambo tak mungkin asal  melakukan sesuatu yang fatal, tanpa mengklarifikasi tudingan pelecehan itu, kepada Brigadir J. Namun begitu, menurut Erman, RR pun tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi, berusaha nekat untuk melakukan pencegahan rencana untuk menembak J.

“Pastinya, dia (RR) saat itu, juga tidak dapat melakukan apa-apa. Itu (Sambo) kan pimpinannya, atasannya. Kita harus melihat ada kekuatan kekuasan di situ. Apalagi, dia (RR) ini melihat adanya guncangan di atasannya (Sambo) itu,” kata Erman.

Akan tetapi, kata Erman, RR, pun memang tampak turut serta dalam skenario yang tak diketahui, untuk membawa J, ke rumah dinas di Duren Tiga 46 Jaksel.

Namun, cerita Erman dari pengakuan RR ini  berbeda dengan versi Polri. Dalam animasi adegan resmi versi penyidikan Bareskrim Polri, eksekusi Brigadir J didahului dengan RR, yang memanggil J, dan Kuwat untuk masuk ke dalam rumah Duren Tiga 46. Di dalam ruang tengah tersebut, sudah ada Sambo menunggu bersama RE. Saat akan masuk ke dalam ruang tengah, J berada di paling depan. Ada RR mengikuti, dan Kuwat di posisi paling belakang.

Dalam animasi Sambo menembak J yang sudah terkapar berdarah-darah, dengan posisi wajah muka, rata lantai. Sambo, pun menembak bagian kepala J.

Kepala Bareskrim Polri, Komisaris Jenderal (Komjen) Agus Andrianto, pun pernah menerangkan, pistol yang digunakan RE, saat menambak J, adalah senjata dinas milik RR yang diambil oleh Sambo. Sedangkan pistol yang digunakan Sambo untuk menembak J, adalah senjata dinas J.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement