Sabtu 10 Sep 2022 10:24 WIB

Iran: Liga Arab Sebaiknya Lawan Kejahatan Israel Bukan Kami

Iran meminta agar negara-negara di Liga Arab tidak intervensi urusan Iran

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Logo Liga Arab. Iran meminta agar negara-negara di Liga Arab tidak intervensi urusan Iran
Logo Liga Arab. Iran meminta agar negara-negara di Liga Arab tidak intervensi urusan Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN–Jubir Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, menyebut negara-negara di Liga Arab kurang memiliki pemahaman tentang perkembangan masalah regional dan apa yang terjadi di kawasan itu sehingga mereka, dikatakannya, lebih banyak mengurusi urusan Iran dibanding musuh sebenarnya, Israel.

Pernyataan Kanaani ini sebagai respons atas perkataan yang dikeluarkan  menteri luar negeri Liga Arab setelah pertemuan mereka awal pekan ini. Saat itu, mereka mengkritik Iran karena ikut campur dalam urusan internal negara-negara Arab.

Baca Juga

"Penerbitan pernyataan tersebut mencerminkan kurangnya pemahaman, oleh negara-negara penandatangan, tentang perkembangan peristiwa regional dan realitas apa yang terjadi di kawasan itu," kata Kanaani dilansir dari Middle East Monitor, Jumat (9/9/2022).

Dia menyarankan agar negara-negara di Liga Arab untuk berfokus pada kejahatan entitas Zionis terhadap rakyat Palestina, daripada mengulangi tuduhan yang dikatakannya, kurang bernilai. 

Dia menekankan bahwa pernyataan Liga Arab bertentangan dengan upaya beberapa negara penandatangan untuk meningkatkan kualitas hubungan mereka dengan Iran.

Dewan Liga Negara-negara Arab mengadakan sesi ke-158 di tingkat menteri luar negeri pada Selasa di markas Sekretariat Jenderal Liga Arab. Mereka membahas isu-isu aksi bersama Arab seperti politik, keamanan, ekonomi, hukum dan sosial.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal Bin Farhan Bin Abdullah Al Saud memimpin pertemuan Komite Kuartet Menteri Arab tentang krisis dengan Iran, yang membahas jalannya hubungan Arab dengan Iran. 

Termasuk cara-cara untuk menghadapi campur tangan dalam urusan internal negara-negara Arab.

Irak telah menjadi tuan rumah pembicaraan antara Riyadh dan Teheran sejak 2021 dalam upaya untuk mengakhiri keretakan diplomatik mereka dan mencapai pemahaman tentang konflik di Yaman dan file nuklir Iran.

Iran dan Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik pada Januari 2016, menyusul serangan terhadap Kedutaan Besar Saudi di Teheran setelah ulama Syiah Nimr Al-Nimr dieksekusi oleh otoritas Arab Saudi.     

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement