Sabtu 10 Sep 2022 18:27 WIB

Mahasiswa Unusia Diajak Blusukan ke Wilayah Transmigrasi di Perbatasan

Civitas akademika kampus didorong banyak terlibat dalam percepatan pembangunan desa.

Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar memberikan kuliah umum tentang peran mahasiswa membangun desa kepada 525 mahasiswa baru di kampus Unusia, Parung, Bogor, Jawa Barat, Jumat (9/9/2022).
Foto: Dok. Kemendes PDTT
Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar memberikan kuliah umum tentang peran mahasiswa membangun desa kepada 525 mahasiswa baru di kampus Unusia, Parung, Bogor, Jawa Barat, Jumat (9/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar (Gus Halim) terus mendorong keterlibatan civitas akademika perguruan tinggi dalam percepatan pembangunan desa. Bahkan, Gus Halim siap mengajak para mahasiswa blusukan ke wilayah transmigrasi  untuk mengetahui berbagai capaian, kendala, dan tantangan dalam pembangunan desa. 

"Nanti akhir tahun 2022 ini, saya minta dibantu dari pak rektor, warek (wakil rektor), dan ketua LPPM untuk menentukan 10-15 mahasiwa yang memenuhi syarat untuk saya ajak ke wilayah transmigrasi untuk lebih tahu kondisi transmigrasi hari ini. Utamanya nanti wilayah transmigrasi di daerah perbatasan. Biar tahu kondisi warga kita di perbatasan," ujar Gus Halim dalam keterangan tertulis yang diterima pada Sabtu (10/9/2022).

Baca Juga

Pernyataan tersebut disampaikan saat ia memberikan kuliah umum tentang peran mahasiswa dalam membangun desa kepada 525 mahasiswa baru di kampus Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (9/9/2022). Gus Halim mengatakan, masih banyak pekerjaan rumah dalam pembangunan desa, daerah tertinggal, maupun daerah transmigrasi di Indonesia. Menurutnya, berbagai agenda pembangunan desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi tersebut membutuhkan peran aktif civitas akademika perguruan tinggi, termasuk dari kalangan mahasiswa. 

"Kita yang hidup di Jawa ini harus bersyukur dengan berbagai akses dan kesempatan yang kita miliki termasuk kuliah di Unusia ini. Akses dan kesempatan ini rata-rata masih belum bisa dinikmati oleh saudara-saudara kita yang tinggal di desa-desa di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T)," ujarnya. 

Dia mengatakan, banyak progres pembangunan desa saat ini terutama dengan kian jelasnya target pembangunan desa yang terangkum dalam SDGs Desa. Dengan adanya SDGs Desa, pembangunan di wilayah perdesaan tidak melulu persoalan infrastruktur semata, tetapi juga ada fokus pada pengembangan kualitas sumber daya manusia.

"Saat saya menjabat letua DPRD Jombang dan Jawa Timur, kalau ngomong pembangunan desa yang dibahas infrastruktur saja. Tidak dibahas bagaimana SDM-nya, bagaimana kesehatannya, bagaimana air bersihnya, bagaimana perhatian terhadap lingkungan ini hampir tidak pernah dibahas. Yang dibahas bagaimana jalan, bagaimana kemudian irigasi. Itu tidak salah, itu sesuatu yang benar, tetapi harus ada kerangka makro yang jelas mau dibawa ke mana sih desa-desa di Indonesia ini," ujar dia.

Dengan SDGs Desa, lanjut Gus Halim, identifikasi masalah dan alternatif solusi di masing-masing desa akan terumuskan dengan baik. Ada 18 tujuan dalam SDGs Desa dengan ratusan indikator yang memastikan kejelasan target pembangunan desa di antaranya desa tanpa kemiskinan, desa tanpa kelaparan, desa tanpa kesenjangan, dan desa sehat sejahtera.

"Dengan SDGs Desa ini kita tidak ingin di desa-desa ada kelaparan, ada gizi buruk, ada siswa yang tidak sekolah, ada warga yang tidak mendapatkan akses pendidikan dan lain sebagainya. Upaya perwujudan SDGs Desa ini kita harapkan dikaji betul termasuk oleh Unusia," katanya. 

Gus Halim pun meminta Unusia segera membentuk SDGs Desa Center, seperti yang sudah dilakukan oleh perguruan tinggi negeri maupun swasta yang lain. Hal ini supaya kemitraan, kerja sama antara Kemendes PDTT dengan UNUSIA itu menjadi lebih terkomunikasikan, lebih terstruktur dan  lebih tertata. 

"Dalam waktu dekat, saya minta di Unusia segera dibentuk SDGs Desa Center biar enggak kalah sama-sama perguruan tinggi-perguruan tinggi lain,” katanya. 

Dalam kesempatan itu, Gus Halim memberikan bantuan beasiswa kepada mahasiswa dari kawasan transmigrasi di Unusia. Mereka adalah siswa yang lolos dari program penjaringan siswa berprestasi di kawasan transmigrasi (PPSBKT). Beasiswa tersebut adalah wujud layanan jaminan pendidikan bagi putra-putri transmigran yang berprestasi di permukiman dan kawasan transmigrasi.

"27 mahasiswa kita kasih beasiswa, dengan satu syarat, setelah lulus harus kembali ke daerah asalnya untuk terlibat dalam percepatan pembangunan desa," ujar dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement