REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stunting dan gangguan mental emosi merupakan salah satu bagian yang harus mendapat perhatian para ibu. Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo pun meminta para ibu agar memberikan perhatian lebih besar terhadap percepatan penurunan prevalensi stunting dan gangguan mental emosi anak-anak dan remaja di Indonesia.
"Hal ini harus menjadi perhatian keluarga. Keluarga harus hadir di sini. Karena keluarga menjadi unit analisis terkecil dari bangsa," kata Hasto dalam keterangan, Ahad (11/9/2022).
Menurut Hasto, keluarga menjadi tulang punggung bangsa. Karena itu keluarga harus mampu menciptakan dan mendukung program tersebut.
"Harus dibangun keluarga yang berkualitas. Keluarga yang tenteram, mandiri dan bahagia sejahtera," ujar Hasto.
Hasto juga mengingatkan agar para ibu memperhatikan perkembangan anak remajanya. Pasalnya, penelitian menunjukkan 37 persen remaja putri mengalami anemia. Ini bisa terjadi karena setiap bulan perempuan mengalami menstruasi.
"Bagaimana kita mengoreksi mereka sebelum hamil, sehingga tidak melahirkan anak stunting, di antaranya juga ditandai panjang badan kurang dari 48 cm. Mereka ini berisiko stunting," jelas Hasto.
Hasto juga mengingatkan pentingnya mengatasi persoalan lingkungan di sekitar pemukiman. Ini karena lingkungan kumuh, seperti air tidak sehat, dapat menyebabkan stunting.
"Lingkungan diperbaiki juga akan menyebabkan kemiskinan ekstrim turun," kata Hasto.
Bagian lain yang juga harus menjadi perhatian adalah angka kematian ibu dan bayi dan kemiskinan ekstrim. Dokter Hasto mengatakan persoalan itu harus diselesaikan secara bersama-sama.