REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Setelah resmi menjadi pelatih Chelsea FC, Graham Potter tidak serta-merta melupakan Brighton and Hove Albion. Ia pernah menjadi bagian dari the Seagulls.
Sekitar tiga tahun ia menangani klub yang bermarkas di Falmer Stadium itu. Ia menuliskan surat terbuka untuk berbagai elemen di eks timnya. Ia memahami, tidak semua penggemar Albion ikhlas melepas kepergiannya.
Pertama-tama Potter mengaku menjalani momen luar biasa selama membesut Brighton. Sebuah fakta yang mengubah hidupnya. Momen kebersamaan mereka, akan selalu hidup dalam ingatannya.
"Saya mengucapkan selamat tinggal kepada klub hebat yang akan selalu berarti bagi saya dan keluarga saya," tulis pelatih 47 tahun ini, dalam surat terbukanya kepada the Seagulls, dikutip dari 90min.com, Ahad (11/9/2022).
Ia melihat Brighton sudah jauh berkembang. Menurutnya, untuk menjadi klub bagus, dibutuhkan pemilik dan penggemar hebat. Brighton mempunyai keduanya.
Ia menikmati hari-harinya selama bermarkas di Falmer Stadium. Meski demikian, pada akhirnya mereka harus berpisah. Sepanjang musim ini bergulir, Potter baru mendampingi Lewis Dunk dan rekan-rekan di tujuh pertandingan di berbagai ajang.
Secara tiba-tiba, ia memutuskan hengkang. Ia menggantikan Thomas Tuchel di Chelsea. Ia pelatih pertama the Blues di era Todd Boehly.
"Saya menyadari, perubahan tiba-tiba yang terjadi dalam sepak bola, sulit diterima beberapa orang. Mungkin saya tidak bisa meyakinkan anda semua, untuk memaafkan kepergian saya. Tetapi setidaknya, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih," ujar Potter.
Ia merasa mendapat banyak hal selama menangani Brighton. Ia ingin pergi dengan penuh kedamaian, melanjutkan tahapan lain dalam kariernya. Sang arsitek melihat eks klubnya sudah berada di posisi yang tepat.
"Saya berharap Anda sukses di masa depan," ujar Potter.
Baca juga : Akhirnya, Southgate Kembali Panggil Rashford dan Sancho Perkuat Timnas Inggris