REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menilai perlu menggalang kolaborasi semua pihak untuk menghadapi potensi ancaman bencana akibat cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi sepekan ke depan di Indonesia.
"Galang semangat gotong-royong dan persatuan masyarakat untuk tekan potensi kerugian. Upaya antisipasi harus menjadi langkah yang dikedepankan dalam setiap menghadapi potensi bencana alam untuk menekan jumlah korban dan kerugian yang terjadi," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Ahad (11/9/2022).
Hal itu dikatakan Lestari terkait pernyataan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Jumat (9/9/2022), yang menyampaikan peringatan mengenai potensi terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan. BMKG mengimbau masyarakat mewaspadai peningkatan curah hujan pada 10-16 September 2022.
Laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, sebanyak 2.230 bencana alam telah melanda Indonesia sejak 1 Januari-14 Agustus 2022. Lestari mengatakan, peringatan terjadinya cuaca ekstrem tersebut harus menjadi perhatian setiap pemangku kepentingan dan masyarakat dalam upaya menekan dampak potensi bencana yang ditimbulkan.
Menurut dia, setiap pemangku kebijakan di daerah, harus memiliki mekanisme penanggulangan bencana dan peta kawasan yang rawan bencana dalam menghadapi cuaca ekstrem.
Dia sangat berharap masyarakat dan pemerintah daerah mampu menghidupkan semangat gotong-royong dan persatuan dalam menghadapi ancaman bencana tersebut," ujarnya.
"Apalagi saat ini masyarakat sedang berupaya bangkit dari dampak pandemi dan hantaman dampak krisis ekonomi," katanya.
Lestari menilai, jangan sampai masyarakat dan pemerintah daerah abai terhadap ancaman bencana alam yang dipicu perubahan cuaca yang ekstrem. Menurut dia, kepedulian semua pihak dalam mengantisipasi bencana sangat diperlukan agar masyarakat dapat terlindungi dari berbagai hantaman di berbagai sisi.