Senin 12 Sep 2022 10:37 WIB

Ini Hak Pemilik Data Pribadi yang Diatur RUU PDP

Terdapat 10 pasal dalam RUU PDP yang menjelaskan hak subjek data pribadi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Komisi I DPR dan pemerintah telah menyepakati bahwa rancangan undang-undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) akan disahkan menjadi undang-undang dalam rapat paripurna DPR terdekat.
Foto: Pikist
Komisi I DPR dan pemerintah telah menyepakati bahwa rancangan undang-undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) akan disahkan menjadi undang-undang dalam rapat paripurna DPR terdekat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi I DPR dan pemerintah telah menyepakati bahwa rancangan undang-undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) akan disahkan menjadi undang-undang dalam rapat paripurna DPR terdekat. RUU tersebut menjelaskan hak dari pemilik data pribadi, yang dalam draf finalnya disebut sebagai subjek data pribadi.

Terdapat 10 pasal dalam Bab IV RUU PDP yang menjelaskan hak subjek data pribadi. Pasal 5 menjelaskan, pemilik data pribadi berhak mendapatkan Informasi tentang kejelasan identitas, dasar kepentingan hukum, tujuan permintaan dan penggunaan data pribadi, dan akuntabilitas pihak yang meminta data pribadi.

Baca Juga

"Subjek Data Pribadi berhak melengkapi, memperbarui, dan/atau memperbaiki kesalahan dan/atau ketidakakuratan Data Pribadi tentang dirinya sesuai dengan tujuan pemrosesan Data Pribadi," bunyi Pasal 6 draf final RUU PDP yang diterima Republika.

Pasal 7 menjelaskan, pemilik data pribadi berhak mendapatkan akses dan memperoleh salinan data pribadi tentang dirinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 8 menyebutkan, subjek data pribadi berhak untuk mengakhiri pemrosesan, menghapus, dan/atau memusnahkan Data Pribadi tentang dirinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kemudian, Pasal 9 menjelaskan bahwa subjek data pribadi berhak menarik kembali persetujuan pemrosesan data pribadi tentang dirinya yang telah diberikan kepada pengendali data pribadi. Pasal 10 Ayat 1 menjelaskan, subjek data pribadi berhak untuk mengajukan keberatan atas tindakan pengambilan keputusan yang hanya didasarkan pada pemrosesan secara otomatis, termasuk pemrofilan, yang menimbulkan akibat hukum atau berdampak signifikan pada subjek data pribadi.

"Subjek Data Pribadi berhak menunda atau membatasi pemrosesan Data Pribadi secara proporsional sesuai dengan tujuan pemrosesan Data Pribadi," bunyi Pasal 11.

Pasal 12 menjelaskan, pemilik data pribadi berhak menggugat dan menerima ganti rugi atas pelanggaran pemrosesan data pribadi tentang dirinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya, Pasal 13 terdapat tiga ayat, yakni:

(1) Subjek Data Pribadi berhak mendapatkan dan/atau menggunakan Data Pribadi tentang dirinya dari Pengendali Data Pribadi dalam bentuk yang sesuai dengan struktur dan/atau format yang lazim digunakan atau dapat dibaca oleh sistem elektronik.

(2) Subjek Data Pribadi berhak menggunakan dan mengirimkan Data Pribadi tentang dirinya ke Pengendali Data Pribadi lainnya, sepanjang sistem yang digunakan dapat saling berkomunikasi secara aman sesuai dengan prinsip Perlindungan Data Pribadi berdasarkan undang-undang ini.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak Subjek Data Pribadi untuk menggunakan dan mengirimkan Data Pribadi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

"Pelaksanaan hak Subjek Data Pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 11 diajukan melalui permohonan tercatat yang disampaikan secara elektronik atau nonelektronik kepada Pengendali Data Pribadi," bunyi Pasal 14.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement