Senin 12 Sep 2022 17:16 WIB

Kemenag Tegaskan Audit Kepatuhan Syariah Jadi Syarat Perpanjangan Izin Operasional LAZ

Terdapat tiga aspek yang menjadi penilaian dalam audit kepatuhan syariah LAZ

Kasubdit Akreditasi dan Audit Lembaga Zakat Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Muhibuddin menegaskan, audit kepatuhan syariah merupakan salah satu syarat utama bagi Lembaga Amil Zakat (LAZ) untuk memperpanjang izin operasional.
Foto: istimewa
Kasubdit Akreditasi dan Audit Lembaga Zakat Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Muhibuddin menegaskan, audit kepatuhan syariah merupakan salah satu syarat utama bagi Lembaga Amil Zakat (LAZ) untuk memperpanjang izin operasional.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kasubdit Akreditasi dan Audit Lembaga Zakat Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Muhibuddin menegaskan, audit kepatuhan syariah merupakan salah satu syarat utama bagi Lembaga Amil Zakat (LAZ) untuk memperpanjang izin operasional.  "Dalam Pasal 18 ayat 2 huruf h UU 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat, LAZ harus bersedia diaudit syariah dan keuangan secara berkala," ujar Muhib kepada media, Senin (12/9/2022).  

Muhib menjelaskan, terdapat tiga aspek yang menjadi penilaian dalam audit kepatuhan syariah LAZ, yaitu kinerja lembaga, kinerja amil, serta kinerja pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan sesuai kepatuhan syariah.  "Sejauh ini ada 50 LAZ yang telah dilakukan audit syariah. Sementara itu, 311 Lembaga Pengelola Zakat lainnya juga telah terakreditasi," katanya. 

Baca Juga

Muhib melanjutkan, audit kepatuhan syariah berfungsi untuk menjaga pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya berjalan sesuai dengan standar kepatuhan syariah."Selain itu, audit kepatuhan syariah juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap LAZ tersebut," katanya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement