REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan, pabrik minyak makan merah perdana mulai dibangun pada Oktober 2022. Pabrik tersebut nantinya dikelola koperasi.
"Tiga bulan ke depan akan siapkan pembangunan mesin, siapkan pembiayaan dari LPDB dan perbankan. Nanti piloting ini mesin dibuat PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit), ini sejarah baru bagi persawitan indonesia yang di mana petani sawit yang sudah berkoperasi ini bisa bangun minyak makan merah dan mendistribusikannya," kata dia kepada wartawan di Gedung Kemenkop, Jakarta, (12/9).
Teten menyebutkan, tahapan pembangunan pabrik itu sudah masuk tahap kelima dari 11 tahap yang harus dilalui. Dirinya masih enggan menyebutkan total anggaran yang disiapkan guna membangun pabrik tersebut, namun ia mengungkapkan diperlukan dana sekitar Rp 23 miliar untuk pembangunan satu mini pabrik minyak makan merah.
"Kalau mesinnya dari CPO ke minyak makan merah cuma sekitar Rp 7,5 miliar. Kalau total cuma sekitar Rp 23 miliar, cuma ada tambahan BPOM, lalu biaya satpam, taman, dan lainnya," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit Edwin Syahputra Lubis menambahkan, diperlukan dana sekitar Rp 14 miliar untuk pembangunan satu pabrik minyak makan merah. Hanya saja jumlah tersebut masih dalam proses hitungan kasar.
Itu karena, masih ada biaya-biaya lain yang harus dimasukkan dalam perhitungan lebih detail. "Piloting ini biaya kurang lebih kalau mesinnya aja Rp 7 sampai Rp 8 miliar, kalau dengan sarana-sarananya mungkin sekitar Rp 14 miliar, pergudangan dan lain sebagainya," jelas dia pada kesempatan serupa.
Edwin menyebutkan, anggaran yang dibutuhkan dipengaruhi pula oleh harga baja dan sebagainya. "Tergantung harga apa, makanya kita belum bisa menyebut harga pastinya. Tergantung harga pipa, tapi kalau hitungan kita kurang lebih segitu lah," ujarnya.