Senin 12 Sep 2022 19:03 WIB

Penularan Covid-19 di Sekolah Sulit Dihindari

Semua pihak, termasuk guru dan orang tua harus mewaspadai penularan Covid di sekolah.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Siswa sekolah dasar mengikuti pelajaran memakai masker di Banda Aceh, Indonesia, 30 Mei 2022. Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI, dr Retno Asti Werdhani, mengatakan penularan covid-19 di lingkungan sekolah sangat sulit untuk dihindari.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Siswa sekolah dasar mengikuti pelajaran memakai masker di Banda Aceh, Indonesia, 30 Mei 2022. Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI, dr Retno Asti Werdhani, mengatakan penularan covid-19 di lingkungan sekolah sangat sulit untuk dihindari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI, dr Retno Asti Werdhani, mengatakan penularan covid-19 di lingkungan sekolah sangat sulit untuk dihindari. Ia pun meminta semua pihak dari siswa, guru, orang tua, hingga pemda harus mewaspadai hal tersebut.

"Apabila di sekolah anak menjadi tanggung jawab guru dan pengurus sekolah sehingga sistem di sekolah harus memberikan pengawasan dengan membuat sistem monitoring terhadap anak-anak atau pendidik yang memiliki gejala yang bisa dilaporkan ke puskesmas setempat," kata Retno dalam diskusi yang diadakan BNPB secara daring, Senin (12/9/2022).

Baca Juga

Ia juga meminta pihak sekolah memastikan tidak ada warga sekolah baik murid, staf, pengajar dan pengurus yang tetap memaksakan diri datang ke sekolah saat mengalami gejala batuk dan pilek. Selain itu, kampanye tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan penerapan protokol kesehatan harus tetap dilakukan.

Retno menambahkan, terdapat waktu-waktu rentan di sekolah yang rentan terjadi penularan di sekolah yakni pada jam istirahat atau jam pergi dan pulang sekolah. Sehingga dari pihak sekolah bisa membuat satu tim untuk mencegah terjadi penumpukan di sekolah ketika jam istirahat, dan orang tua bisa langsung menjemput ketika jam sekolah usai.

"Karena kita enggak tahu anak sekolah itu pulang ke mana terkadang bisa kontak dengan orang di luar sekolah. Ini bisa menjadi satu peringatan dari sekolah juga diingatkan untuk langsung pulang ke rumah," ujar dr Retno.

Dari pihak sekolah juga diharapkan untuk melakukan edukasi yang terus menerus melalui poster, podcast, atau pengeras suara untuk pengumuman secara berkala. Kampanye tersebut dilakukan untuk mengingatkan melakukan protokol kesehatan sebagainya.

Untuk mendukung kegiatan belajar mengajar tatap muka, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 7 Tahun 2022 mengenai Diskresi Pelaksanaan Keputusan Bersama 4 Menteri Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease-19 (Covid-19).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 23 Agustus 2022, dari total 440.071 sekolah yang menyelenggarakan sekolah tatap muka, hanya 6.796 atau 1,54 persen yang melakukan active case finding. Cakupan vaksinasi pada kelompok umur 6-11 tahun, masih dibawah anak kelompok usia 12-17 tahun dimana cakupannya sudah tinggi yaitu mencapai 95,71 persen (25.560.391), dan cakupan vaksinasi dosis kedua mencapai 82,75 persen (22.098.043).

Hingga 9 September 2022, dari data yang dihimpun Satgas Penanganan Covid-19, penambahan kasus positif di Indonesia pada bulan Juli mencapai 118.638 kasus. Anak-anak usia sekolah (7-18 tahun) memberikan kontribusi penambahan kasus sebanyak 14,48 persen (17.174 kasus). Pada bulan Agustus 2022, penambahan kasus positif secara nasional mengalami kenaikan sebesar 27,88 persen menjadi 151,710 kasus.

Kasus positif pada usia anak sekolah mengalami kenaikan sebesar 33,81 persen (22.980 kasus). Sehingga memberikan kontribusi terhadap penambahan kasus nasional sebesar 15,15 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement