REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dinas Kelautan Perikanan (DKP) Kabupaten Simeulue, Aceh, menyatakan kabupaten kepulauan di Sumadera Hindia tersebut memiliki potensi budi daya rumput cukup menjanjikan. Kepala DKP Kabupaten Simeulue Isdawati di Simeulue, Senin (12/9/2022), mengatakan potensi tersebut didukung sumber sumber daya alam yang memadai seperti perairan laut yang jernih.
"Dukungan sumber daya alam ini membuat potensi budi daya rumput laut di Pulau Simeulue menjanjikan. Jika budi daya ini dikembangkan, maka bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya nelayan," katanya.
Ia mengakui selama ini nelayan di Kabupaten Simeulue kurang meminati budi daya rumput laut. Alasan nelayan tidak tertarik membudidayakan rumput laut karena terkendala dengan pemasaran.
Selain pemasaran, kata Isdawati, kendala lainnya adalah hama. Hama budi daya rumput laut di antaranya ikan dan penyu. Biasanya, ikan dan penyu memakan rumput laut saat masa panen tiba.
"Memang, budi daya rumput laut membutuhkan modal besar. Tentunya, keberadaan hama tersebut cukup mengganggu, apalagi saat panen tiba," kata Isdawati.
Ia mengatakan proses budi daya rumput laut termasuk cepat, dalam satu hingga dua bulan sudah bisa panen. Kendati begitu, nelayan di Pulau Simeulue lebih meminati budi daya lobster maupun kerapu.
"Budi daya lobster maupun kerapu lebih disukai nelayan karena mudah dan pemasaran juga lebih baik. Namun begitu, kami terus berupaya mendorong nelayan membudidayakan rumput laut," katanya.