Senin 12 Sep 2022 22:52 WIB

Sri Mulyani Prediksi Harga Minyak Dunia Masih Berfluktuatif

Menkeu Sri Mulyani menyebut keputusan menaikkan harga BBM sudah tepat

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas melayani pengisian BBM jenis Pertalite di Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Pemerintah memprediksi harga minyak dunia masih berfluktuatif. Bahkan, saat ini turunnya harga minyak dunia masih dalam ketidakpastian.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas melayani pengisian BBM jenis Pertalite di Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Pemerintah memprediksi harga minyak dunia masih berfluktuatif. Bahkan, saat ini turunnya harga minyak dunia masih dalam ketidakpastian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memprediksi harga minyak dunia masih berfluktuatif. Bahkan, saat ini turunnya harga minyak dunia masih dalam ketidakpastian.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sudah tepat. 

“Sekarang kita melihat harga minyak sedikit menurun, tetapi kita tidak yakin kapan ini akan naik atau apakah akan turun dan terus turun lagi,” ujarnya saat webinar Bloomberg Recovery and Resilience, Senin (12/9/2022).

Sri Mulyani menyebut naiknya harga BBM sebesar 30 persen cukup untuk mengimbangi kenaikan harga minyak dunia. Pada delapan bulan terakhir, harga minyak dunia berada angka 100 dolar AS per barel.

“Saat yang sama kami juga memastikan, bahwa anggaran kami juga akan aman dan kredibel dan berkelanjutan dalam jangka menengah panjang,” ucapnya.

Menurutnya kenaikan harga BBM akan mampu mengamankan anggaran yang sudah terlalu tertekan jika harus ditambah untuk memberi subsidi.

“Saya pikir langkah-langkah yang telah kita ambil untuk menyesuaikan harga minyak minggu lalu akan cukup setidaknya mengamankan anggaran,” ucapnya.

Meski demikian, lanjutnya, pemerintah secara khusus hadir untuk memberi bantalan kepada masyarakat miskin dengan memberikan subsidi. Tak hanya itu, pemerintah juga tetap menjaga pemulihan ekonomi yang sangat kuat.

“Pada saat yang sama juga menghemat dan menciptakan keberlanjutan dan kredibilitas anggaran kita sendiri karena beban subsidi sudah sangat ekstrem saat ini," tandasnya.

Menurutnya tambahan bantuan sosial dalam rangka menjaga daya beli masyarakat di tengah potensi peningkatan berbagai harga komoditas akibat kenaikan harga BBM. Hal ini sejalan dengan fokus kebijakan pemerintah untuk menjaga momentum pemulihan namun anggaran tetap aman, kredibel, dan berkelanjutan dalam jangka menengah panjang.

Dalam hal ini, kata dia, pemerintah telah menjalankan tiga tujuan sekaligus yakni melindungi rakyat karena masih memberi subsidi, mempertahankan pemulihan ekonomi yang diharapkan berlanjut pada kuartal III sekaligus menghemat dan menciptakan keberlanjutan serta kredibilitas anggaran.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement