Selasa 13 Sep 2022 06:28 WIB

Pesantren Distigmakan Penuh Kekerasan, Begini Kata Ketua PP Muhammadiyah

Jangan menggeneralisir pesantren penuh kekerasan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Muhammad Hafil
 Pesantren Distigmakan Penuh Kekerasan, Begini Kata Ketua PP Muhammadiyah. Foto:  Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto: ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI
Pesantren Distigmakan Penuh Kekerasan, Begini Kata Ketua PP Muhammadiyah. Foto: Ilustrasi Pondok Pesantren

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA–Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad mengharap agar pondok pesantren tidak mudah distigmakan dengan kekerasan. Apalagi menggeneralisir bahwa seluruh pesantren mendidik santrinya dengan penuh kekerasan.

Pernyataannya ini merupakan respons dari kasus penganiayaan salah seorang santri Gontor oleh seniornya yang berujung pada meninggalnya santri AM. Satu kasus ini yang kemudian oleh banyak warganet dijadikan alasan untuk menstigmakan Gontor dan pesantren lainnya dengan kekerasan.

Baca Juga

"Kasus kekerasan itu sangat sedikit jumlahnya dibanding dengan jumlah pesantren yang sangat banyak. Oleh karena itu, mungkin kasus ini jangan digeneralisir," kata Dadang Kahmad, Senin (12/9/2022).

Meski demikian, ia mengharap agar para pengelola pesantren meningkatkan kewaspadaan dan pengawasannya kepada santri. Hal ini agar kejadian serupa tidak lagi terulang di pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam.

"Mungkin mereka perlu perhatian yang ekstra terhadap remaja-remaja yang menjadi santri itu. Karena santri-santri itu kan masih dalam usia belasan tahun, masih labil. Oleh karena itu, bimbingannya harus secara baik, disiplin pengawasan yang ketat, jangan sampai terjadi lagi kekerasan,"ujarnya.

Dia menyebut, kekerasan dalam bentuk apapun, tidak boleh dijadikan satu cara dalam mendidik anak atau pelajar. Hal ini juga berlaku di berbagai lembaga pendidikan lain.

Prof Dadang mengatakan, kasus penganiayaan memang sangat berpotensi merusak citra lembaga pendidikan.

"Itu adalah merupakan satu nila dalam susu yang sangat besar. Tiba-tiba ada racun sedikit yang mengakibatkan orang tadi menggeneralisir di pesantren-pesantren itu,"katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement