Selasa 13 Sep 2022 09:25 WIB

Pangdam Cenderawasih Respons Effendi Simbolon yang Samakan TNI dengan Ormas

Tidak ada satu pun negara di dunia yang TNI atau militernya itu bersifat gerombolan.

Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih, Mayjen Muhammad Saleh Mustafa.
Foto: Dok Pendam Cenderawasih
Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih, Mayjen Muhammad Saleh Mustafa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih, Mayjen Muhammad Saleh Mustafa ikut menanggapi tudingan yang disampaikan anggota Komisi I DPR Effendi Muara Sakti Simbolon terkait TNI disamakan dengan gerombolan organisasi masyarakat (ormas). Dia tidak terima dengan pernyataan tersebut.

Dalam siaran pers, Saleh menegaskan, pihaknya bertanggung jawab dengan kondisi moril dan keadaan prajurit, khususnya prajurit TNI AD di wilayah Kodam XVII/Cenderawasih. Dia mengaku, patuh kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.

"Saya sampaikan kepada prajurit saya, terkait adanya komentar bahwa prajurit TNI adalah gerombolan ormas. Bahwasanya prajurit Kodam XVII/Cenderawasih sejatinya punya satu komando, yaitu asas komando dalam operasi penggunaan kekuatan kita loyal kepada Bapak Panglima TNI," kata Saleh di Lapangan Denzipur 10/KYD, Waena, Abepura, Kota Jayapura, Papua, Senin (12/9/2022).

Saleh melanjutkan, "Dan pembinaan kekuataan kita loyal kepada Bapak KSAD, dan ini tidak ada masalah. Moril pasukan tetap terjaga, soliditas kuat, kita punya kekuatan yang kuat. Apalagi prajurit Kodam XVII/Cenderasih ini dalam tugas sehari-hari melaksanakan kekdua tugas ini, yaitu penggunaan kekuatan dan pembiaan kekuatan."

Mantan Kasdam Jaya tersebut sangat menyesalkan ucapan yang dilontarkan anggota dewan. Apalagi, pernyataan itu sampai menyamakan TNI dengan ormas. "Oleh karena itu, berkaitan dengan statemen-statemen berkaitan pembinaan moril prajurit, saya sangat menyayangkan. Karena TNI lahir dari rakyat dan sejarah perjuangan yang tidak mudah. Negara lahir dan terbentuk, itu juga lahirnya TNI," ucap Saleh.

Menurut Saleh, TNI adalah organisasi yang menjiwai dan dijiwai kerakyatan. "Tidak ada satu pun negara di dunia yang TNI atau militernya itu bersifat gerombolan, itu tidak ada. Yang ada TNI adalah sebagai alat dan pemersatu bangsa. Itu perlu diingat, TNI sebagai alat pertahanan negara dan alat pemersatu bangsa. Itulah kelebihan TNI, khususnya TNI AD," kata Saleh.

Pernyataan Effendi yang mengibaratkan TNI dengan gerombolan terjadi dalam rapat dengar pendapat (RDP) yang dihadiri Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, KSAL Laksamana Yudo Margono, dan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo pada Senin (5/9/2022). Adapun KSAD Dudung Abdurachman tidak hadir dan diwakilan Wakil KSAD Letjen Agus Subiyanto.

Menurut Effendi, TNI layaknya gerombolan karena kelakuannya mirip dengan organisasi masyarakat (ormas). Dia prihatian atas informasi yang didapat lantaran hubungan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman tidak harmonis.

Bahkan, Effendi menyebut, adanya ketidakpatuhan hingga pembangkangan di tubuh TNI. Dia mengaku, setiap kehadiran Andika di sebuah acara maka Dudung tidak ada.

Effendi juga menyoroti anak Dudung yang gagal lulus Akademi Militer (Akmil), namun karena KSAD melawan akhirnya sekarang harus diloloskan. "Ini TNI kaya gerombolan ini. Lebih-lebih ormas, jadinya tidak ada kepatuhan," kata Effendi dalam RDP yang tidak dihadiri Dudung di Kompleks Parlemen, Senayan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement