Selasa 13 Sep 2022 09:26 WIB

IAEA: Ukraina dan Rusia Tertarik Dirikan Zona Proteksi di Zaporizhzhia

Rusia menduduki PLTN terbesar di Eropa itu.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Foto dokumentasi Unit pembangkit listrik di PLTN Zaporizhzhia di kota Enerhodar, di selatan Ukraina, pada 12 Juni 2008. Ukraina mengonfirmasikan PLTN terbesar di Eropa itu telah diserang oleh Rusia pada Jumat (4/3/2022) dini hari.
Foto: AP/Olexander Prokopenko, File
Foto dokumentasi Unit pembangkit listrik di PLTN Zaporizhzhia di kota Enerhodar, di selatan Ukraina, pada 12 Juni 2008. Ukraina mengonfirmasikan PLTN terbesar di Eropa itu telah diserang oleh Rusia pada Jumat (4/3/2022) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi mengatakan Ukraina dan Rusia tertarik dengan usulan lembaga nuklir Atom itu untuk mendirikan zona proteksi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia. Rusia menduduki PLTN terbesar di Eropa itu.

Rusia dan Ukraina saling menyalahkan siapa yang melepaskan tembakan yang merusak gedung dekat  enam reaktor nuklir di PTLN itu dan menimbulkan resiko bencana nuklir. Termasuk memadamkan jaringan listrik untuk mendinginkan bahan bakar di reaktor yang sudah dimatikan.

Baca Juga

Grossi meminta kedua belah pihak segera menghentikan tembakan dan mulai mendirikan "zona perlindungan dan keamanan nuklir" resmi di sekitar PLTN.

"Saya telah melihat tanda-tanda mereka tertarik pada kesepakatan ini," katanya dalam konferensi pers ketika ditanya tentang kemajuan perundingan dengan Rusia dan Ukraina di zona tersebut, Selasa (13/9/2022).

"Apa yang saya lihat kedua belah pihak terlibat dengan kami, mereka memberikan pertanyaan, banyak pertanyaan," katanya.

Grossi mengatakan masalah yang dibahas antara lain luas zona dan peran staf IAEA. Saat ini dua petugas IAEA ditempatkan di PLTN dan membentuk apa yang lembaga itu sebut kehadiran mereka di PLTN.

Ditanya tentang usulan gencatan senjata dibandingkan menyingkirkan semua personel dan peralatan militer. Grossi mengatakan ia turut menyarankan gencatan senjata.

"Itu sudah termasuk, mungkin memasukan hal lain, pada dasarnya komitmen tidak ada tindakan militer yang akan mencakup atau menyiratkan, tentu saja, membidik PLTN atau radius yang dapat mempengaruhi operasi normalnya, itu yang kami harapkan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement