REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Syamsul Yakin
Dalam kitab rawi atau sejarah Nabi Syarafal Anam, terdapat sepenggal syair yang berbunyi, "Bertalu-talu ditabuh genderang kegembiraan." Maksudnya kegembiraan semesta menyambut kelahiran Nabi.
Bahkan kegembiraan itu dilukiskan dengan sangat indah dalam Alquran, "Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman." (QS al-Taubah/9: 128).
Syaikh Nawawi dalam Fathush Shamad, menuliskan tiga kegembiraan tersebut. Pertama, jin milik Sawad bin Qarib menyenandungkan tiga bait syair selama tiga malam berturut-turut demi mengetahui Nabi akan lahir. Penting diungkap Sawad bin Qarib adalah sahabat Nabi yang sebelum memeluk Islam merupakan penyair sekaligus peramal yang kerap berkomunikasi dengan jin. Informasi mengenai keislaman Sawad bin Qarib diceritakan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir.
Syaikh Nawawi menuliskan isi tiga syair yang didendangkan jin milik Sawad. Pertama, berisi motivasi atau dukungan akan lahirnya Nabi terpilih lagi terpilih (al-Musthafa al-Mukhtar). Untuk itu, syair jin milik Sawad itu mengajak mengimani Nabi. Isi syair berbicara tentang agungnya segala pujian yang ditujukan kepada Nabi.
Kedua, hiruk pikuk kegembiraan itu datang dari suara tanpa rupa yang menyoraki Aminah sepanjang siang dan malam ketika Aminah seorang diri. Maksud menyoraki di sini adalah ekspresi gembira dan ucapan selamat buat Aminah.
Karena dibanjiri ucapan selamat dari sosok tanpa rupa yang tak dikenalnya, Aminah berinisiatif mengadukan hal itu kepada Abdullah. Abdullah menyarankan, "Sembunyikan urusanmu itu baik-baik, karena kelahiran anakmu itu adalah kepentingan yang besar bagi seluruh alam."
Belakangan hari ucapan Abdullah itu terbukti dengan turunnya wahyu kepada Nabi, " Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS al-Ahzab/33: 21).
Menurut pengarang Tafsir Jalalain, yang dimaksud suri teladan yang baik pada ayat ini adalah teladan untuk diikuti dalam hal berperang dan keteguhan serta kesabarannya yang masing-masing diterapkan pada tempat-tempatnya.
Ketiga, hiruk pikuk kegembiraan itu datang dari sosok tanpa rupa yang berteriak heroik dari dinding-dinding Ka'bah. Suara itu menegaskan, "Telah lahir insan pilihan lagi terpilih. Di tangannya, orang-orang kafir akan hancur. Beliaulah yang akan membersihkan semua berhala. Nanti pemerintahan yang dipimpinnya berdasarkan penyembahan kepada Allah Sang Penguasa Alam Semesta."
Inilah hiruk pikuk dan genderang kegembiraan di seisi bumi dan langit menjelang kelahiran Nabi.