Selasa 13 Sep 2022 14:19 WIB

Pasca-Pandemi Pasokan Apartemen di Australia Menyentuh Level Terendah

Pada 2022/2023 pasokan apartemen Sydney adalah sebanyak 7.700 unit.

Red: Agus Yulianto
EBISU Landscaped Rooftop Garden
Foto: Istimewa
EBISU Landscaped Rooftop Garden

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan laporan enam bulanan terbaru dari Charter Keck Cramer menunjukkan, hingga Juni tahun ini, terjadi penurunan jumlah pembangunan apartemen untuk dijual di Sydney, Brisbane, dan Melbourne hingga ke level terendah. Bahkan, selama setidaknya sepuluh tahun, yang menggambarkan kurangnya pasokan ketika permintaan meningkat lagi.

Pada permulaan tahun keuangan 2022/2023 pasokan apartemen Sydney adalah sebanyak 7.700 unit, turun dibandingkan puncaknya pada 2017 sebesar 31.000 unit.  

Charter Keck Cramer adalah firma jasa properti profesional independen terbesar di Australia, memberikan solusi properti melalui kapasitas interdisipliner dalam layanan penasihat, penelitian, penilaian, dan proyek ke basis klien lokal dan internasional yang beragam.

“Dalam waktu sekitar 18 bulan, semenjak pintu imigrasi dibuka, harga diperkirakan akan naik,” kata Direktur Penelitian dan Strategi Charter Keck Cramer, Richard Temlett.

Menurut Richard, kekhawatiran terbesar adalah Sydney, dikarenakan ketergantungannya pada ketersediaan apartemen akibat kurangnya pasokan.

Oleh karena itu, menurut CEO dan Chairman Crown Group, Iwan Sunito, pihaknya berusaha keras untuk berkontribusi guna mengisi gap tersebut. Apalagi, apartemen menawarkan keuntungan dari sisi harga dan kenyamanan lebih jika dibandingkan dengan rumah tapak.

"Serta tentu saja desain biophilic yang mengakomodir kebutuhan hidup pasca pandemi Covid-19," ujar Iwan dalam rilisnya yang diterima Republika.co.id, Selasa (13/9/2022). 

Crown Group adalah salah satu perusahaan pengembang Australia yang paling banyak mendapatkan penghargaan, akan menghadirkan kawasan hunian campuran Low and High-rise di Waterloo. Dirancang oleh Koichi Takada & Associates, Silvester Fuller dan Kengo Kuma, Mastery by Crown Group akan terdiri dari tiga bangunan residensial mewah dan dua hotel butik yang dihubungkan oleh kampung ritel bertemakan Jepang dengan 27 outlet.

Dengan area seluas 1,6 hektare, Mastery by Crown Group senilai Rp 5 triliun ini menampilkan 3 hunian dengan nama tematis Jepang untuk masing-masing bangunan, yaitu: CHIBA, DAIWA dan EBISU.

EBISU, bangunan pertama yang akan selesai pada Q2 2024, dinamakan menurut mitologi Jepang Shichi-fuku-jin ("Tujuh Dewa Keberuntungan"), Dewa pelindung para nelayan dan pedagang, mengacu pada kawasan ritel yang akan menghubungkan semua bangunan di lantai dasar.

Bangunan delapan lantai ini akan menyediakan 93 unit apartemen dan para penghuninya dapat menikmati taman zen di lantai dasar yang terinspirasi oleh budaya Jepang dengan kolam reflektif dan taman lanskap di puncak gedung dengan fasilitas BBQ.

“Ini akan menjadi tolok ukur baru dalam hunian apartemen premium di Australia. Ini akan menjadi yang pertama di Australia,” ujar Iwan Sunito.

Mastery by Crown Group telah berhasil menarik perhatian pembeli dari Indonesia dengan nilai transaksi penjualan hingga detik ini yang mencapai  Rp 106 miliar, sementara untuk EBISU sendiri mencatat nilai transaksi penjualan sebesar Rp 29 miliar.

Iwan Sunito juga mengungkapkan proses pengerjaan yang sedang dilakukan saat ini atas Mastery by Crown Group. “Konstruksi berjalan lancar dengan infrastruktur jalan yang telah selesai akhir Agustus 2022,” katanya.

Diharapkan, kata Iwan, proses pembangunan EBISU akan selesai pada akhir tahun 2024, sementara DAIWA dan CHIBA diperkirakan akan selesai pada Q2 tahun 2025.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement