REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para pemimpin Amerika Serikat (AS) tidak menyatakan kemenangan prematur setelah serangan Ukraina memaksa pasukan Rusia mundur berantakan di wilayah utara. Sebaliknya, para pejabat militer meninjau pertempuran yang akan datang, serta menyusun rencana untuk menyediakan lebih banyak senjata dan memperluas pelatihan kepada Ukraina.
Para pejabat AS waspada dengan rencana dan taktik perang Rusia yang kemungkinan dapat melakukan serangan pembalasan. Meskipun ada perayaan kemenangan yang luas dari keuntungan Ukraina selama akhir pekan, para pejabat AS mengetahui, Presiden Rusia Vladimir Putin masih memiliki pasukan dan sumber daya untuk dimanfaatkan. Bahkan pasukan Rusia masih menguasai wilayah di timur dan selatan Ukraina.
"Saya setuju tidak boleh ada spiking of the ball karena Rusia masih memiliki kartu yang bisa dimainkannya,” kata pensiunan jenderal Angkatan Udara AS yang merupakan komandan tertinggi NATO dari 2013 hingga 2016, Philip Breedlove, Senin (12/9/2022).
“Ukraina sekarang membuat perubahan di timur dan utara, dan saya percaya bahwa jika Barat melengkapi Ukraina dengan (persenjataan) tepat mereka akan dapat mempertahankan keuntungan mereka," kata Breedlove menambahkan.
Breedlove secara khusus menunjuk pada senjata presisi dan sistem roket yang telah diberikan AS dan negara-negara Barat ke Ukraina sebagai kunci untuk melawan Rusia. Termasuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi yang dipandu dengan presisi, atau HIMARS, dan Sistem Roket Anti-Kecepatan Tinggi, Radiation Missile, atau HARM, yang dirancang untuk menargetkan dan menghancurkan sistem pertahanan udara yang dilengkapi radar.
Breedlove mencatat, terlepas dari kekalahan pertempuran baru-baru ini, Putin masih memiliki banyak tank dan truk, serta pasukan terbaiknya. Breedlove memperingatkan, musim dingin mungkin membawa tantangan yang paling menakutkan. Langkah Putin untuk menutup pasokan bahan bakar ke Eropa kemungkinan ditujukan untuk mengubah opini publik di seluruh kawasan.
"Saya pikir Putin berusaha mati-matian untuk bertahan hingga musim dingin karena harapan besarnya sekarang adalah memisahkan orang-orang Eropa dari kepemimpinan politik mereka," kata Breedlove.
Sementara itu, seorang pejabat senior pertahanan mengatakan, AS sedang meninjau kebutuhan persenjataan bagi Ukraina di masa depan. Termasuk diskusi tentang penyediaan pelatihan tempur lebih intensif untuk unit Ukraina yang lebih besar. Ini menjadi perubahan dari pelatihan saat ini yang berfokus pada tim lebih kecil. Mereka belajar menangani senjata tertentu.