REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Sukabumi didorong untuk naik kelas. Caranya dengan melakukan pengemasan produk yang menarik dan melakukan branding melalui media digital.
Salah satunya Pemkot Sukabumi menggencarkan pelatihan branding dan kemasan dari dana alokasi khusus (DAK) non fisik, program peningkatan kapasitas koperasi dan usaha kecil di Hotel Balcony, Selasa (13/9/2022). Kegiatan yang digagas Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi ini dalam upaya mendorong UMKM naik kelas melalui branding kemasan.
''Kegiatan ini sebagai bentuk pembinaan dan pengembangan UKM berupa pendidikan dan pelatihan SDM,'' kata Kepala Diskumindag Kota Sukabumi Ayi Jamiat, Selasa (13/9/2022). Di mana dalam momen ini diberikan cara branding produk dan kemasan menarik.
Selain pelatihan, diberikan fasilitasi perizinan seperti sertifikasi halal dan lain sebagainya. Harapannya dengan pelatihan dan fasilitasi ini sektor UMKM terus berkembang dan meningkatkan kesejahteraan warga.
'' Proses recovery digulirkan agar UMKM mampu naik kelas dan memasarkan produk yang menarik bagi konsumen,'' ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi di sela-sela membuka kegiatan. Di antaranya melalui branding kemasan produk UMKM.
Menurut Fahmi, pemasaran produk dengan membangun opini melalui branding kemasan menjadi penting. Sebab kemasan dan branding di masa sekarang harus bagus dan menarik.'' Suka atau tidak suka branding kemasan menjadi yang utama kalau ingin naik kelas dan beradaptasi dengan situasi yang ada,'' kata Fahmi.
Sehingga dalam pelatihan ini diajarkan teknik foto produk agar menarik diliat khususnya melalui pemasaran produk secara online. Pemda kata Fahmi, berupaya agar UMKM semakin kuat dan terus berkomitmen agar ekonomi kerakyatan makin tumbuh. '' Manfaatkan momen ini untuk serius, agar bisa maju dan berkembang,'' imbuh dia.
Menurut Fahmi, saat ini HP bukan sebagai alat komunikasi semata melainkan sebagai alat produksi. Sehingga pelaku UMKM dilatih agar terstandarisasi termasuk produk harus sertifikasi halal dan daftakan produk sehingga meningkatkan daya ungkit daya saing.
Saat ini kata Fahmi, jumlah UMKM di Kota Sukabumi sekitar 70 ribu dan kemungkinan masih ada yang belum terdata. Keberadaan UMKM ini akan didorong terus untuk melakukan inovasi produknya.