REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sebanyak 259 pelajar di Kota Bandar Lampung terpaksa diamankan petugas di Polresta Bandar Lampung. Ratusan pelajar itu terindikasi bakal melakukan aksi tawuran.
"Pelajar yang terlibat tawuran akan dikeluarkan dari sekolah dan masuk daftar hitam," kata Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Ino Harianto di hadapan ratusan pelajar yang terjaring polisi terindikasi tawuran di Polresta Bandar Lampung, Selasa (13/9/2022).
Dalam beberapa hari, petugas mengamankan sejumlah pelajar yang kedapatan berada di jalan membawa senjata tajam dan benda lainnya. Selain itu, terdapat juga pelajar yang menjadi anggota geng motor, yang dinilai meresahkan masyarakat.
Ino mengatakan, pihaknya sudah sering kali melakukan tindak preventif kepada pelajar untuk mencegah terjadinya aksi tawuran yang menimbulkan korban di kalangan pelajar sendiri dan juga masyarakat.
“Apabila mereka masih melakukan tindakan serupa, akan dikeluarkan dari sekolah. Sekolah negeri dan swasta dipastikan tidak akan menerima pelajar yang bersangkutan,” kata Ino
Menurut dia, polisi sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung, kepala sekolah dan guru, terkait dengan sanksi tegas bagi pelajar dan anggota geng motor yang melakukan aksi tawuran.
Tindakan tegas ini, kata Ino, untuk memberikan efek jera kepada pelajar yang biasa melakukan aksi tawuran, dan pelajar yang menjadi anggota geng motor yang meresahkan masyarakat.
“Setelah ini tidak ada lagi kegiatan-kegiatan pelajar yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat,” kata Ino.
Tim Gabungan Polresta Bandar Lampung mengamankan 259 pelajar di beberapa titik dalam Kota Bandar Lampung, Selasa (13/9). Para pelajar tersebut sedang berkumpul dan nongkrong diduga akan melakukan aksi tawuran. Petugas juga mengamankan 150 motor dan empat pucuk senjata tajam berupa celurit, pedang, yang kedapatan petugas dari lima orang pelajar.
Menurut Kombes Ino, polisi telah berulang kali melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah terkait dengan tindakan pelajar yang meresahkan masyarakat baik tawuran maupun anggota geng motor. Kepada orang tua, agar memantau kegiatan anaknya selain di sekolah, karena peran orang tua sangat penting untuk membantu petugas dan sekolah dalam membentuk karakter anak.
Seusai pengarahan kapolresta Bandar Lampung, ratusan pelajar melakukan sujud kepada orang tuanya masing-masing yang telah menunggu untuk dibebaskan. Para pelajar tersebut menangis dan menyesali perbuatannya dan berjanji tidak mengulangi lagi.
Menurut Ida, orang tua siswa yang diamankan polisi, tidak menyangka anaknya terlibat dalam aksi tawuran, padahal sehari-hari orang tua hanya tahu anaknya sekolah.
“Saya tidak menyangka anak saya begini. Saya sudah bilang sama dia, kamu sudah mengecewakan orang tua dan buat malu keluarga,” kata Ida.