REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BTPN Syariah Tbk optimistis kinerja nasabah masih terjaga di tengah kondisi inflasi tinggi. Direktur BTPN Syariah, Fachmy Achmad menyampaikan segmen pra sejahtera memang cukup krusial di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil.
"Kita pernah mengalami sebelum-sebelumnya inflasi tinggi dan segmen ini sangat kuat dan cepat beradaptasi, agile, kami juga terus meningkatkan pendampingan sehingga bisa mempertimbangkan langkah ke depan dengan cepat," katanya dalam Public Expose, Selasa (13/9).
Model bisnis yang mempertemukan nasabah dalam kelompok kecil setiap pekan juga menjadi bentuk monitor kinerja nasabah. Sehingga perseroan dapat merespons dengan cepat kondisi terkini di lapangan dan menjaga keamanan bank.
Pada tahun ini, BTPN Syariah menargetkan pertumbuhan kinerja sekitar 11 persen. Optimisme ini lahir dari kondisi ekonomi yang mulai membaik meski tantangan ke depan dinilai masih berat.
"Kita akan terus jaga kualitas pertumbuhan dengan baik, meski kita sangat konservatif untuk pertumbuhan, rasio pencadangan juga terus ditingkatkan sepanjang tahun," katanya.
Direktur BTPN Syariah, Arief Ismail menambahkan, peningkatan kesejahteraan nasabah juga terus dilakukan seiring dengan proses pendampingan sosialnya. Hal tersebut demi memperkuat kondisi ekonomi mereka sehingga lebih tahan terhadap guncangan.
Menurutnya, BTPN Syariah terus berupaya melalui berbagai inovasi yang adaptif dan tepat menyesuaikan dengan kebutuhan nasabah. Dengan teknologi, ini dilakukan melalui Sharia Digital Ecosystem for Unbanked.
"Kami, memastikan kehidupan mereka tumbuh menjadi lebih baik dan berarti, juga semakin membuka peluang lebih luas lagi," katanya.
Potensi nasabah unbanked masih sangat besar yakni lebih dari 45 juta orang di Indonesia. Saat ini, BTPN Syariah telah memiliki sekitar empat juta nasabah. Diharapkan dengan fokus pada segmen ini, maka peningkatan inklusi dan kesejahteraan masyarakat di daerah tier 3 dan 4 menjadi lebih baik.