Selasa 13 Sep 2022 20:14 WIB

Tantangan Pangan Meningkat, Mentan SYL Pacu Kostraling Naik Kelas

Pertanian harus terus mampu mengendalikan tantangan yang ada dan terus berinovasi

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan tantangan sektor pangan ke depan semakin tidak mudah karena adanya perubahan iklim ekstrim yang melanda dunia.
Foto: istimewa
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan tantangan sektor pangan ke depan semakin tidak mudah karena adanya perubahan iklim ekstrim yang melanda dunia.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan tantangan sektor pangan ke depan semakin tidak mudah karena adanya perubahan iklim ekstrim yang melanda dunia. Karena itu, pertanian harus terus mampu mengendalikan tantangan yang ada dan terus berinovasi sehingga pangan Indonesia aman dan tidak bersoal, salah satunya dengan menaikkan kelas Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling).

"Dunia sedang tidak baik, sedang bersoal, ada ketegangan geopolikal, perang Ukraina- Rusia yang membuat pupuk sekarang bersoal. Alhamdulliah dalam 2 tahun ini di Indonesia termasuk negara 10 terbaik yang ada didunia mengendalikan kondisi ini karena ada sektor pertanian yang tangguh," kata Mentan SYL pada Rapat Koordinasi (Rakor) Akselerasi KUR Penggilingan dan Pengelolaan Stok Gabah/Beras Kostraling di Direktorat Tanaman Pangan,  Selasa (13/9/22).

Baca Juga

SYL menambahkan dunia saat ini sedang memperingatkan akan adanya krisis pangan, krisis energi dan krisis keuangan. Namun kondisi ini harus menjadi kesempatan bagi sektor pertanian bisa lebih maju dengan memperbaiki kuantitas, kualitas, dan juga memperbaiki sarana yang ada yaitu salah satunya sarana penggilingan yang semakin modern untuk menghasilkan beras berkualitas dan harga yang tinggi sehingga tak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi juga ekspor.

"Oleh karena itu, pertemuan ini sangat penting karena tantangan boleh ada tapi pangan kita tidak boleh bersoal. Ini menjadi kesempatan bagi kostraling dibalik tantangan untuk berakselerasi," terangnya.

Berangkat dari ini, SYL mendorong Kostraling harus naik kelas dan bukan hanya berpusat pada penggilingan saja namun kostraling harus mampu melakukan mitigasi dan beradaptasi terhadap tantangan. Kostraling harus mulai menyusun rantai hulu hingga hilir yang jelas mulai dari stok, kemasan, pembiayaan hingga pemasaran.

"Kostraling harus jadi bulog-bulog kecil di bawah Kementan, harus berfungsi sebagai ekosistem beras. Kerjasama pusat hingga kabupaten harus menjadi kesatuan, kerjasama jelas, offtaker jelas dan untuk permodalan pergunakan KUR," papar SYL. 

Bersamaan, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan Rakor Akselerasi Penyerapan KUR untuk Penggilingan Padi dan Pengelolaan Stok Gabah dan Beras bertujuan untuk evaluasi penyerapan KUR penggilingan padi baik untuk modal kerja pembelian GKP dan untuk revitalisasi penggilingan padi.

"Tidak hanya itu, KUR juga digunakan untuk memperbaiki mutu beras dan untuk memperbesar kapasitas penggilingan padi serta evaluasi pelaporan stok gabah dan beras di penggilingan padi," ucapnya.

Suwandi mengatakan berdasarkan informasi petugas informasi pasar (PIP) Ditjen Tanaman Pangan, harga beras GKP ditingkat petani bulan September Rp 4.786,-/Kg lebih tinggi dibandingkan Bulan Agustus Rp 4.600,-/Kg naik 4,04 persen."Stok beras BULOG per 9 September 2022 hampir 1 juta ton, sedangkan stok beras di Pasar Unduk Cipinang sebagai barometer Indonesia terhadap beras sebanyak 33.338 ton. Artinya kondisi ini normal dan stok di pasaran aman," tutur Suwandi.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement